Kawasan Pantai Penimbangan di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng salah satu DTW di Kota Singaraja yang akan dipermak melalui kebijakan PEN. (BP/Mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kebijakan Pemerintah Pusat yang menggulirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ditindaklanjuti pemerintah daerah. Salah satunya Buleleng mulai menindaklanjuti kebijakan itu dengan mengusulkan program pembangunan infrastruktur fisik. Program yang diusulkan adalah bidang pariwisata dengan melakukan penataan dua daerah tujuan wisata (DTW) ditengah Kota Singaraja. Untuk penataan itu diperkirakan memerlukan anggaran sekitar Rp 25 miliar.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng Made Sudama Diana Kamis (15/10) mengatakan, dari perencanaan yang sudah disempurnakan dua DTW yang dipermak itu masing-masing kawasan Pantai Penimbangan di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng. Kawasan yang mulai dikenal oleh wisatawan lokal dan mancanegara (wisman) ini, rencananya akan ditata dengan alokasi biaya sekitar Rp 10 miliar.

Selain itu, ada DTW yang juga di pusat kota yaitu kawasan Eks Pelabuhan Buleleng Kelurahan Kampung Tinggi, Singaraja. Kawasan yang dikenal sebagai wisata sejarah ini, Dispar menyusun rencana anggaran yang diperlukan sekitar Rp 15 miliar. “Kami usulkan Rp 25 milair untuk menata kawasan Pantai Penimbangan dan Eks Pelabuhan Buleleng. Usulan kami ini akan diperjuangkan oleh pimpinan ke Pemerintah Pusat melalui PEN,” katanya.

Baca juga:  Kendalikan Hama Tikus, Disbud Rencana Gelar ‘Ngaben Tikus’

Menurut birokrat asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu ini, untuk kawasan Pantai Penimbangan, program penataan dilakukan mulai dari pintu masuk di Jalan Ahmad Yani barat ke utara. Penataan ini mulai dari drainase, trotoar, taman, papan nama, dan pembuatan fasilitas penunjang lain.

Disamping itu, pihaknya juga merencanakan membuat lokasi wisata alam memanfaatkan lahan aset pemerintah daerah dengan luas sekitar 40 are. Lahan ini sebelumnya dibeli oleh pemerintah daerah, namun sekarang belum dimanfaatkan. Nantinya, di lahan itu akan dibangun ruang pementasan (stage) menghadap ke utara. Di lokasi ini juga dibangun beberapa stan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Baca juga:  Angkasa Pura I Inisiasi Pembuatan Masterplan Pariwisata Terintegrasi Solo Raya

“Kami sedang mengusulkan agar diberi mengelola aset pemerintah di sana (Pantai Penimbangan) karena masih dikelola Dinas Pertanian (Distan). Pedagang yang sekarang ada di sana lokasinya menutup pemandangan laut bisa dialihkan ke lokasi baru, sehingga kawasannya akan lebih bagus dengan view laut yang banyak dicari para wisatawan,” jelasnya.

Sementara itu, program penataan di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng, Dispar akan memoles kawasan itu dengan pemasangan vaping stone, penataan stan kuliner, rehab gedung Mr. I Gusti Ketut Pudja, perbaikan gedung kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), pembuatan stage, taman, hingga penambahan lampu penerangan.

Baca juga:  Liga 3 Bali dan Nusra, Perseden Lebih Dulu Dijamu Persebi

Program lain adalah, pemeliharaan Tugu Yudha Mandala yang merupakan warisan sejarah. Selain itu, peninggalan sejarah pada masa Penjajahan Belanda di kawasan ini adalah sebuah jembatan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Nantinya, kawasan ini akan ditata sedemikian rupa, sehingga selain menjadi bukti peninggalan sejarah, kawasan ini dijadikan tempat menarik untuk dikunjungi wisatawan tidak saja domestik, namun akan merangsang wisman untuk berwisata ke Bali Utara.

“Kami yakin dengan penataan ini 2 DTW di pusat kota ini akan lebih menarik dan lebih banyak wisatawan yang berwisata ke Buleleng. Namun ini program usulan dan maish memerlukan penyempurnaan sampai nanti benar-benar terealisasi,” tegasnya. (Mudiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *