JAKARTA, BALIPOST.com – Penyediaan vaksin COVID-19 di Indonesia akan diupayakan dalam tiga jalur. Ketiganya tersebut adalah membeli dari China dan Inggris, pasokan dari organisasi internasional dan produksi dalam negeri.
Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima Jumat (16/10), disebutkan pemerintah lewat sejumlah kementerian sudah berupaya mendapatkan vaksin dari China dan Inggris. Untuk China, produk vaksin akan berasal dari Sinovac dan Sinopharm. Sedangkan AstraZeneca adalah produsen di Inggris.
Pemerintah menargetkan pasokan vaksin dari China dan Inggris dapat memenuhi kebutuhan minimal 70 persen penduduk. Pemerintah sudah menyatakan peminatan untuk dapat mengakses sampai 100 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh Oxford University dan AstraZeneca pada 2021.
Tak hanya itu, masih dari rilisnya, Kemenkes juga mengungkapkan bahwa saat ini tengah berupaya menggandeng organisasi internasional, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) untuk mendapatkan akses vaksin COVID-19. Kolaborasi dengan CEPI dan GAVI bisa menjamin penyediaan vaksin bagi 20 persen penduduk.
Sedangkan jalur lainnya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih dengan menggunakan strain virus corona tipe baru yang menular di Indonesia. Produksi Vaksin Merah Putih bisa menutupi vaksin yang belum terpenuhi.
“Sambil menunggu vaksin Merah Putih yang diperkirak an baru akan siap pada awal 2022, kita manfaatkan kerja sama dengan China dan Inggris. Karena vaksin ini perlu dua kali suntik, maka kita perlu atur prioritas pemberian vaksin, kita prioritaskan dahulu pada tenaga kesehatan garda terdepan,” kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (Diah Dewi/balipost)