TABANAN, BALIPOST.com – Seorang ibu pemilik salah satu kios/toko souvenir di kawasan DTW Tanah Lot, desa Beraban, Kediri Tabanan tampak tengah menghaturkan persembahan (mebanten,red) sehari-hari, apalagi Jumat (16/10) memang bertepatan dengan tilem. Sementara sang suami I Nyoman Sutama merapikan serta membersihkan barang dagangan (souvenir) yang mereka pajang, berharap akan ada pengunjung yang mau membeli.
Pria asal desa Beraban, Kediri ini merupakan salah satu pemilik kios yang masih bertahan di tengah situasi pandemi Covid-19. Jika sebelum pandemi, puluhan kios di kawasan tersebut hampir seluruhnya buka dan cukup ramai oleh pengunjung yang melintas, namun pemandangan itu kini tidak lagi terlihat. Yang ada justu sejumlah kios souvenir tutup dan terlihat ‘mati suri’. Sementara yang masih bertahan atau tetap buka, jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
Seperti diakui Nyoman Sutama, ia bersama istrinya dalam seminggu hanya buka kios paling tidak hanya dua sampai tiga hari saja atau tepatnya saat weekend, dimana hari-hari libur tersebut kunjungan cukup banyak dibandingkan hari biasanya.
“Tamu tidak tentu, jika sebelum Covid akhir pekan selalu ramai, sekarang sepi, bahkan terkadang meski sudah buka dari siang sampai sore, tidak dapat untung,”terangnya.
Kondisi ini dirasa akan cukup panjang untuk pemulihan ekonomi, mengingat Covid19 merupakan wabah yang mendunia, berbeda dengan pasca bom Bali yang tingkatnya kejadian lokal tidak berdampak signifikan pada kunjungan pariwisata.
Seperti diketahui, meski sektor pariwisata sudah mulai dibuka untuk wisawatan lokal sejak bulan Juli 2020, namun denyut perekonomian khususnya di obyek wisata terkait belum sepenuhnya pulih. Ini dikarenakan tingkat kunjungan wisatawan masih belum sepenuhnya pulih akibat dampak mewabahnya pandemi Covid-19. Alhasil, berbagai sektor yang menggantungkan diri di pariwisata menjadi tidak berdaya. Salah satunya yang cukup dirasakan dampaknya oleh sekitar 650 pedagang baik kios dan los yang ada di seputaran DTW Tanah Lot. Masyarakat kemungkinan lebih banyak memilih berdiam diri dirumah lantaran kasus penyebaran Covid-19 masih cukup ‘menghantui’.
Bahkan sebelumnya, Kepala Divisi Pasar DTW Tanah Lot Made Adhi Susila seijin Manager Operasional DTW Tanah Lot Ketut Toya Adnyana mengatakan, sejak DTW dibuka Juli memang tidak banyak pedagang yang kembali beraktivitas mengingat kunjungan juga belum pulih seperti sebelum Covid.
“Rata-rata hanya 2 persen yang buka, itupun sifatnya datang sebentar untuk sekedar bersih-bersih, mebanten dan mengecek makanan kadaluarsa kalau untuk pedagang makanan minuman, apalagi daya beli masyarakat memang sedang lesu,”ucapnya.
Dan kondisi ini diakuinya menyebabkan sejumlah pemilik kios yang putus kontrak. Serta adapula pedagang khususnya yang los makanan dan minuman lebih memilih berjualan dirumah atau lokasi lain untuk tetap mendapatkan pembeli.(Puspawati/Balipost)