SINGARAJA, BALIPOST.com – Kemarau yang masih terjadi menyebabkan beberapa desa di Buleleng mengalami krisis air bersih. Penanganan jangka pendek, pemerintah daerah mengoptimalkan bantuan suplai air bersih ke desa-desa yang dilanda krisis air bersih. Seperti yang dilakukan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) rutin menyuplai air bersih. Salah satu wilayah sasaran suplai air bersih itu adalah Dusun Lebah Siung, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada.
Kepala Dinas Damkar Buleleng Made Subur Minggu (18/10) mengatakan, sejak kemarau, pihaknya melakukan pemantauan di lapangan. Khususnya ke desa-desa yang rawan, dilanda krisis air bersih. Selain pemantauan langsung, ada beberapa aparat desa atau kelompok masyarakat yang berkordinasi dengan damkar untuk memohon bantuan suplai air bersih.
Salah satunya dilakukan oleh aparat Dusun Lebah Siung. Aparat di desa ini menyebutkan kalau belakangan ini warga mulai kesulitan mendapat air bersih. Ini karena debit air dari sumber mata air baku yang dikelola pemerintahan desa turun drastis akibat kemarau. Memenuhi permohonan itu, pihaknya menerjunkan mobil pemadam kabakaran untuk menyuplai air bersih ke wilayah tersebut. Dari mobil damkar, air kemudian dipasok ke bak penampungan (resevoar-red) yang sudah dibangun oleh pemerintahan desa. Di samping itu, air bersih juga disuplai langsung ke rumah warga yang memiliki alat untuk menampung air untuk keperluan Mandi Cuci dan Kakus (MCK).
Sesuai data yang didapat, di Dusun lebah Siung sendiri jumlah KK-nya sebanyak 692 dengan jumpah penduduk sebanyak 2.187 jiwa. Dalam sehari, kebutuhan air bersih untuk warga di wilayah ini sebanyak 2 mobil tangki dengan kapasitas sebanyak 8 ribu liter. “Pasokan air bersih ini cukup membantu warga yang dapat menampung air dari resevoar tersebut, apalagi di masa pandemi COVID-19, biar persoalan krisis air bersih ini bisa ditangani walaupun dengan cara jangka pendek,” katanya.
Di sisi lain Subur menyebut, selain masalah krisis air bersih, desa-desa yang mewilayahi hutan diingatkan agar tetap waspada dengan kemungkinan terjadi kebakaran hutan dan lahan. Sejauh ini pihaknya sudah berkordinasi dengan aparat desa setempat agar meningkatkan pemantauan potensi kebakaran hutan dan lahan. Dengan cara ini, Subur berharap jika terjadi kebakaran hutan dan lahan dapat ditangani dengan baik untuk mencegah kerusakan hutan atau lahan akibat kebarakan.
“Semua desa yang berbatasan dengan hutan sudah kami instruksikan agar waspada dan aparat desa melakukan pemantauan dan kalau ada titik api bisa dipadmakan, sehingga mencegah kerusakan hutan atau lahan karena terbakar,” jelasnya. (Mudiarta/Balipost)