DENPASAR, BALIPOST.com – Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dan waspada di saat pandemi Covid-19 ini. Pasalnya, virus Corona itu gentayangan dan menempel pada benda yang tanpa disadari kita sering melakukan kontak.
Misalnya, saat mengemudikan kendaraan di setir bisa terdapat virus. Kemudian saat makan, virus bisa menempel baik di meja maupun kursi. ‘’Ingat, virus Corona itu bisa menempel dan gentayangan,’’ ujar Bidang Kesehatan KONI Bali Dr. Laksmi Angari Duarsa, Sp.KK.
Laksmi Angari Duarsa mengingatkan masyarakat agar senantiasa waspada menghadapi virus yang juga bisa beterbangan di udara. ‘’Seseorang yang bersin maupun batuk, jika positif Covid-19, maka batuk yang keluar dari mulut serta bersin yang keluar dari hidung bisa menyebar berhamburan ke udara bebas. Selanjutnya, jika virus Corona yang gentayangan terhirup manusia, bisa menyebabkan penderita positif,’’ katanya.
Laksmi Angari Duarsa menambahkan, virus Corona ini bisa masuk melalui mulut dan hidung, hingga menggerogoti penderita. ‘’Biasanya, virus Corona ini menyerang manusia, utamanya menggerogoti saluran pernapasan dan masuk melalui mulut atau hidung,’’ ujarnya.
Ia menambahkan, upaya mengantisipasinya tiap orang diwajibkan memakai masker dan face shield guna menutupi hidung dan mulut dari serangan masuknya virus Corona. Proses berikutnya, katanya, penderita merasakan pernafasan terganggu.
Penularan lainnya, tanpa disadari tangan kita menyentuh virus yang menempel pada benda di sekeliling, kemudian hidung terasa gatal dan ingin menggaruknya. Tanpa disadari virus Corona juga terhirup nyelonong ke tubuh kita. Karena itu, tiap orang wajib rajin mencuci tangan dan kaki.
Tujuannya, untuk membersihkan virus yang menempel pada tangan dan kaki, yang biasanya berjalan di atas lantai. ‘’Sandal dan sepatu juga harus rutin dicuci. Bahkan, disarankan lebih baik memakai alas kaki berbahan dari karet, sehingga mudah mencuci dan menjemurnya,’’ terangnya.
Yang perlu diperhatikan, katanya, saat pandemi Covid ini masyarakat dituntut rajin mencuci tangan, memakai masker dan face shield, serta menjaga jarak atau disiplin menerapkan 3M. Khusus atlet atau olahragawan, tetap diwajibkan menaati protokol kesehatan (prokes), wajib menggunakan masker saat berlatih, termasuk berjarak dua meter terhadap rekan latihan maupun pelatihnya.
Soalnya, bagi atlet yang melakukan penggenjotan fisik dan stamina dengan berlari di lapangan terbuka, otomatis mereka menghirup O2 dan mengeluarkan CO2. ‘’Bagi atlet yang berlari dan memakai masker, tentunya mengganggu pernapasan, dan sesekali masker bisa dilepas, caranya melepas tali masker dari ikatan di telinga,’’ tuturnya.
Menurut Laksmi Angari Duarsa, membuka masker juga jangan sembarangan dan tidak boleh seenaknya menarik masker dari hidung ke bawah atau sebaliknya. Alasannya, seandainya ada virus menempel, maka tidak menyerang melalui rongga mulut dan hidung, tetapi lewat lubang telinga kurang begitu bahaya.
Terkadang virus Corona juga bisa menyerang sistem pencernaan yang menyebabkan penderitanya diare. Bahkan, virus Corona bisa menempel di kulit dan menjadi kemerah-merahan.
Ia menambahkan, untuk mencuci tangan dan kaki tidak semua jenis sabun cocok untuk kulit kita, dan lebih disarankan menggunakan sabun bayi (baby soap). Berhati-hatilah terhadap bahaya virus Corona, sebab memiliki 1.000 muka dengan berbagai macam gejala.
Malahan, ada penderita yang tak merasakan gejala sama sekali alias orang tanpa gejala (OTG), sampai penderita tetap merasa bahagia walaupun digerogoti virus Corona yang ganas dan biasa disebut happy hypoxia. ‘’Penderita yang diserang virus Corona tetapi daya tahan tubuhnya tangguh, maka gejalanya juga tidak muncul,’’ terangnya. (Daniel Fajry/balipost)