DENPASAR, BALIPOST.com – Masyarakat tanpa terkecuali setuju dengan dampak pandemi yang luar biasa. Bukan hanya di satu sektor, melainkan di seluruh sektor yang membuat laju perekonomian melambat.
Adalah sebuah keharusan untuk menyeimbangkan perekonomian dengan kesehatan, tentunya tetap berpegang pada penerapan protokol kesehatan (prokes) yang konsisten. Ketua Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) Dr. AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.H. mengatakan, dalam situasi pandemi seperti ini, koperasi berusaha mengayomi seluruh anggotanya dengan menciptakan ide-ide baru.
Justru ketika pandemi Covid-19 menumbuhkan semangat yang memotivasi untuk saling membantu satu sama lain dengan mengusung asas kekeluargaan. Contohnya dengan mem-branding koperasi dengan prinsip “pang pada payu” dengan tujuan menciptakan pasar dan harga yang bisa diterima oleh masyarakat, terlebih saat pandemi.
Tentunya, berbagai kegiatan produktif yang dilaksanakan tersebut tetap berpegang pada 3M (mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak). “Perempuan itu memiliki karakter pantang menyerah. Selalu saja memiliki inovasi baru yang menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Seperti halnya sekarang banyak yang beralih ke konveksi. Dengan membuat alat pelindung diri (APD) seperti masker, jaket dan lain sebagainya. Usaha tersebut didukung dengan ide yang menjadikan produk yang dihasilkan terlihat fashionable sehingga mampu menarik konsumen,” ujar Tini Rusmini Gorda saat Talk Show Tanggap COVID-19, Senin (19/10).
Tini Rusmini Gorda menegaskan, perekonomian dan kesehatan tidak bisa dibenturkan karena potensial memicu masalah-masalah baru. Kedisiplinan masyarakat dan seluruh oknum dalam menerapkan prokes adalah kuncinya.
Untuk itu, KPRK memiliki tagline ‘’tetap produktif dengan prokes’’. Tentunya, dibutuhkan konsistensi dan komitmen dalam diri untuk memulainya, jangan sampai abai. “Mari bersama sinergikan kesehatan dan ekonomi dengan aman dan produktif. Selalu tunjukkan kreativitas. Aman dengan selalu menggunakan masker, mencuci tangan di air yang mengalir dengan sabun dan menjaga jarak. Sadari bahwa persoalan ini adalah masalah global. Laksanakan prokes, sehingga mampu produktif dan tetap aman. Ketika perempuan cerdas, urusan virus pasti tuntas,’’ tegasnya.
Hal senada juga dilontarkan Wakil Ketua Umum I Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Bali Ni Wayan Agek Parwati Asih, S.Pd., M.Pd. Ia menegaskan, kegiatan yang masih aktif dilakukan selalu menerapkan prokes. Kegiatan yang awalnya face to face dan mendatangkan narasumber langsung, sekarang sudah disiasati dengan webinar.
Dari pemerintah pusat sering mengadakan webinar yang melibatkan provinsi ataupun kabupaten/kota. Tidak bisa dimungkiri, dominan pengurus Iwapi berasal dari UMKM. Tentunya dengan kondisi seperti ini, dampak yang dirasakan sangat dalam. ‘’Dengan begitu, Iwapi bersinergi dengan KPRK untuk menyelenggarakan warung kaget,” ujarnya.
Kegiatan yang dilakukan adalah berkeliling kabupaten/kota sebanyak dua putaran sekaligus menyediakan sembako dan kebutuhan primer lainnya. Kegiatan ini dilakukan seiring dengan penerapan prokes yang ketat. “Jarak duduk diatur, jarak penerima sembako juga diatur dan wajib menggunakan masker. Selain itu, setelah new normal diberlakukan, kami memiliki kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan UMKM dengan acara beli-beli produknya, guna menggerakkan perekonomian,’’ ujarnya. (Gita/balipost)