DENPASAR, BALIPOST.com – Evaluasi mingguan terbaru terkait peta risiko dan penanganan COVID-19 di seluruh Indonesia sudah dikeluarkan Satgas Penanganan COVID-19 Nasional. Dari data yang diakses di website Satgas COVID-19 Nasional, Bali mengalami perubahan ke arah yang baik.
Kondisi ini disampaikan Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam live streamingnya yang dipantau dari Denpasar, Selasa (20/10). Ia mengatakan selain Bali, ada NTB dan NTT yang juga mengalami perubahan ke arah yang baik.
Data per 18 Oktober menunjukkan zona risiko penyebaran COVID-19 di Bali menunjukkan perbaikan. Seluruh kabupaten/kota dalam seminggu lalu berdasarkan hasil evaluasi masuk dalam zona orange.
Sebelumnya, zona orange ada di 7 kabupaten dan 2 wilayah masuk zona merah, yakni Denpasar dan Gianyar. Sementara data per 18 Oktober, sembilan kota/kabupaten di Bali ada di zona orange.
Terkait evaluasi kasus aktif, meninggal, dan sembuh, Wiku mengatakan Bali mengalami perubahan peringkat ke arah yang lebih baik. Bahkan untuk kasus sembuh, cenderung stabil dan mengalami peningkatan. “Bali berhasil mempertahankan peringkatnya untuk berada di 20 besar penambahan pasien sembuh terbanyak,” ungkapnya.
Terkait penambahan kasus meninggal juga sama, Bali disebut mampu berada pada peringkat cukup stabil baik, artinya selalu menjaga berada pada peringkat di bawah 20 besar.
Namun, ia menyoroti bahwa selama 5 bulan terakhir, ada beberapa daerah yang berada di zona nyaman, karena 5 minggu terakhir masih stagnan di zona orange. Bahkan, jumlah zona kuning dan hijau semakin sedikit zona kuning dan hijau. “Kami mengharapkan pemerintah daerah keluar dari zona nyaman, dan bekerja lebih keras lagi agar cepat keluar dari zona sedang menuju zona kuning dan hijau,” tandasnya.
Melihat peta zonasi risiko secara mingguan per 18 Oktober 2020, menunjukkan zona merah (tinggi) sebaran daerahnya turun dari 53 menjadi 32 kabupaten/kota. Zona oranye (sedang) meningkat dari 336 menjadi 344 kabupaten/kota, zona kuning (rendah) naik dari 100 menjadi 113 kabupaten/kota. Sedangkan zona hijau wilayah tidak ada kasus baru naik dari 11 menjadi 12 kabupaten/kota. Begitu juga daerah tidak terdampak juga menurun dari 14 menjadi 13 kabupaten/kota.
Saat ini yang lebih diutamakan indikatornya pada kasus aktif, kesembuhan dan kematian pasien Covid-19 dalam suatu wilayah. Hal ini bertujuan agar kabupaten/kota fokus utamanya untuk menekan kasus aktif, meningkatkan kesembuhan dan menekan angka kematian agar zona risikonya dapat berubah menjadi lebih baik. (Diah Dewi/balipost)