DENPASAR, BALIPOST.com – Libur panjang pada akhir Oktober diprediksi mendongkrak penggunaan alat transportasi. Hal ini dikarenakan meningkatnya masyarakat yang berlibur. Demikian dikemukakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam talkshow terkait potensi penyebaran COVID-19 ketika libur panjang, yang disiarkan streaming di YouTube BNPB dipantau dari Denpasar, Kamis (22/10).
Menteri Budi Karya mengatakan peningkatan kebutuhan masyarakat untuk berlibur memang mungkin terjadi. Untuk mereka yang berlibur di Jawa, tentu menggunakan kereta api dan jalan darat. “Kita berkoordinasi dengan seluruh operator,” ungkapnya.
Di darat, lanjutnya, ada juga yang mengenakan kendaraan pribadi. Oleh karenanya sudah berkoordinasi dengan Menteri Pariwisata dan melibatkan TNI dan Polri untuk bersiaga di tempat-tempat wisata. “Tidak terbatas pada angkutan saja. Untuk saat ini, relatif menetapkan protokol kesehatan yang baik. Rata-rata menetapkan okupansi 70 persen. Semua Prokes yang diarahkan oleh Ketua Gugus Tugas dijalankan dengan baik,” jelasnya.
Karena libur relatif panjang, bisa jadi kenaikan 20 persen. Oleh karenanya ia mengaku sudah mewanti-wanti agar menambah flight (penerbangan), kereta api, dan bus. Selama ini, di tengah pandemi COVID-19, kapasitas pesawat mencapai 43 persen dan kereta api sekitar 30 persen. Jadi, operator transportasi masih ada ruang untuk menambah armada dalam melayani prediksi peningkatan aktivitas masyarakat saat libur panjang.
“Saya sudah mewanti-wanti, tidak ada alasan untuk melanggar protokol kesehatan. Itu panglima kita,” tegasnya. (Diah Dewi/balipost)