DENPASAR, BALIPOST.com – Sehari sebelum aksi tolak Omnibus Law digelar Aliansi Bali Tidak Diam, Rabu (21/10) muncul pamflet yang dipasang di sejumlah lokasi. Isinya mengajak melakukan aksi menolak Omnibus Law dengan menyertakan kata-kata provokatif “Serang, Hancurkan, Jarah dan Bakar.”
Soal ini, Kapolda Bali, Irjen Pol Dr. Petrus R. Golose angkat bicara. Ia yang hadir pada aksi demo Aliansi Bali Tidak Diam, Kamis (22/10) mengatakan pihaknya tetap melakukan penyelidikan. “Kita tahu dan sebagainya. Seperti saya katakan orang mencoba memprovokasi Bali,” ujarnya.
Bali disebutnya dalam keadaan sulit. “Kita lihat tingkat ekonomi dari minus 11 sekarang minus 10. Juga sekarang masalah COVID-19, walaupun sudah naik dalam tingkat kesembuhan, tetapi yang paling penting dijaga adalah keselamatan rakyat,” tegasnya.
Bukan bagaimana mencari pelaku dan sebagainya, itu tetap diusut dan pantau. Juga monitor kegiatannya. “Tetapi selama tujuannya hanya memprovokasi dan menyebarkan rasa ketakutan, itu tidak membuat saya gentar. Untuk menyelamatkan perekonomian, keamanan dan ketertiban, kalian lihat sendiri lebih banyak polisi digelar dari yang demo,” kata Golose.
Kapolda juga sudah perintahkan agar pengamanan demo dilakukan secara persuasif, jangan melakukan tindak kekerasan. “Sehingga tadi kalian lihat itu anggota Brimob lebih banyak bernyanyi. Dengan bernyanyi pun bisa membubarkan demonstrasi,” ujarnya. (Kerta Negara/balipost)