SINGARAJA, BALIPOST.com – Sebanyak 525.500 bibit mangrove berbagai jenis ditanam oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK-RI). Hal ini terkait program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) di Provinsi Bali.
Terdapat 12 kawasan hutan di garis pantai Bali disasar program ini. PKPM ini dibuka dengan resmi oleh Wakil Menteri (Wamen) LHK-RI Alue Dohong, Jumat (23/10).
Hadir dalam kegiatan penanaman itu para pejabat di jajaran KLHK-RI, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung BPDASHL Unda Anyar Dr. Ir. Titik Wurdiningsih, M.Si. dan sejumlah pejabat terkait di Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng.
Penanaman ini dipusatkan di hutan mangrove yang masuk kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak. Selain di Sumberkelampok, bibit mangrove juga ditanam di hutan mangrove di Desa Pejarakan.
Kepala BPDASHL Unda Anyar Titik Wurdiningsih mengatakan, total ada 100 hektare, baik dalam kawasan dan luar kawasan, ditanami bibit yang merupakan program PKPM ini. Untuk luasannya, ia memerinci bahwa TNBB seluas 40 hektare dengan 5 kelompok masyarakat sebanyak 162 orang.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat 10 hektare yang merupakan perhutanan sosial dan 20 hektare di dalam kawasan hutan melibatkan 2 kelompok dengan anggota sebanyak 89 orang. UPTD KPH Bali Utara seluas 10 hektar melibatkan 71 orang pekerja.
Selain itu, di UPTD Tahura Ngurah Rai seluas 20 hektar dengan 4 kelompok sebanyak 225 orang pekerja. “Total anggota kelompok masyarakat yang dilibatkan sebanyak 574,” ujarnya.
Ia mengungkapkan PEN-PKPM di Bali ini sudah dimulai dari September. “Secara program memang berakhirnya November 2020 ini, tetapi karena anggota kelompok ini adalah mitra, baik di TNBB dan UPTD terkait, harapannya mereka tetap menjaga dan memelihara bibit yang sudah ditanam, termasuk kalau ada kematian bibit akan dilakukan penggantian,” katanya.
Wamen LHK-RI Alue Dohong mengatakan, PKPM ini secara nasional menyasar kawasan hutan mangrove seluas 15.000 hektare. Program padat karya ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 67 hari orang kerja (HOK) per hektare. Sehingga jumlah HOK yang terserap untuk penanaman mangrove seluas 15.000 hektare sebanyak lebih dari 1 juta HOK.
Setelah ini, KLHK memprogramkan pemulihan mangrove yang lebih luas lagi karena memiliki banyak fungsi. Sejumlah fungsi, yakni mencegah abrasi dan mengurangi hempasan gelombang laut, baik untuk menjaga ekosistem biota laut dan terumbu karang, dan memiliki fungsi ekologi.
“Mangrove kita di Indonesia itu lebih kurang 3,3 juta hektare dan terbaik di dunia. Untuk menjaga dan pemulihan secara bertahap KLHK melakukan program penanaman bekerjasama dengan kelompok masyarakat seperti ini dan tahun ini 15.000 hektare dan mungkin tahun depan target akan ditingkatkan lagi,” tegasnya.
Sementara itu salah satu ketua Kelompok Nelayan, Bunga Indah Bakri menyambut positif program pemerintah ini. Dirinya yakin kalau kawasan hutan mangrove di desanya itu akan semakin baik dan ekosistem laut semakin terjaga dengan baik. “Ini sangat baik karena lingkungan laut akan terjaga terhindar dari abrasi dan terutama ikan akan lebih banyak lagi karena lautnya lestari, sehingga penghasilan kami sebagai nelayan akan bisa meningkat,” katanya. (Adv/balipost)