ODGJ di Kampung Investasi Hati, Tabanan sedang makan dengan menerapkan prokes jaga jarak. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Semua orang dari berbagai golongan usia tentunya berpotensi tertular COVID-19, jika tidak benar-benar disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Satuan Tugas (Satgas) penanganan COVID di seluruh daerah pun terus melakukan edukasi tentang wajib masker, cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak bagi para warganya, dengan harapan dapat menekan penambahan kasus baru.

Lalu bagaimana dengan edukasi bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), lantaran mereka tidak mengerti akan bahaya dan pentingnya memakai masker? Jika diberi tahu pun, terkadang mereka juga mengamuk karena merasa dipaksa.

Baca juga:  Dikhawatirkan, Demo Tolak UU Ciptaker Timbulkan Klaster Baru COVID-19

Di kabupaten Tabanan, ODJG telantar dan berasal dari keluarga tidak mampu selama ini dirawat di Kampung Investasi Hati yang berlokasi di Banjar Wanasara, Desa Bongan atau rumah dinas milik Pemkab Tabanan. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Sosial Kampung Investasi Hati Dinas Sosial P3A Kabupaten Tabanan, Ni Luh Putu Arniti, Minggu (25/10) mengatakan ODGJ yang ditangani saat ini sebanyak 13 orang. Rinciannya, laki-laki 8 orang dan perempuan 3 orang. Dari total itu, tiga orang bahkan tanpa identitas.

Terkait edukasi prokes, Putu Arniti mengatakan, mereka masih selalu diingatkan untuk memakai masker dan cuci tangan serta jangan berkerumun. Diakuinya memang untuk memberikan edukasi seperti wajib masker memang harus terus dilakukan. “Kalau jaga jarak tidak terlalu bermasalah, karena mereka sibuk sendiri-sendiri. Untuk memakai masker dan cuci tangan memang selalu dingatkan, bahkan ada yang salah, masker dipakai diatas kepala tetapi terus kami beri edukasi,” katanya.

Baca juga:  Satgas Desa Adat Yangbatu Pantau Ketat Mobilitas Penduduk

Begitupun para pengasuh yang ada di panti juga sering mewanti-wanti mereka untuk selalu memakai masker setiap keluar halaman panti. Para ODGJ ini juga diberikan nasehat sederhana dan mudah dicerna oleh mereka, khususnya tentang bahaya virus saat ini.

Apalagi para ODGJ yang dirawat di Kampung Investasi Hati ini, memang sudah menurut jadi paling tidak mereka setidaknya sudah mau mengikuti. “Jika mengamuk atau kumat biasanya kami bawa ke RSJ Bangli untuk ditangani lebih lanjut,” paparnya.

Baca juga:  Tambahan Harian Korban Jiwa COVID-19, Kabupaten Ini Sumbang Kasus Terbanyak

ODGJ ini, kata Arniti, rata-rata ODGJ ini dulunya berkeliaran di jalan, dan mereka kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu dan telantar. Namun ada juga yang memiliki keluarga, tetapi dititipkan lantaran sudah tidak mampu menjaga dan merawatnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *