Brigjen TNI Husein Sagaf, S.H. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sumpah Pemuda diperingati tiap 28 Oktober dan merupakan tonggak sejarah persatuan bangsa. Perjuangan sebelumnya yang begitu lama yang bersifat kedaerahan yang hasilnya tidak maksimal untuk menuju kemerdekaan, telah menyadarkan para pemuda saat itu untuk mengubah perjuangan menghadapi kolonialisme dengan persatuan dan semangat nasionalisme.

Buah idealisme dan perjuangan ini akhirnya berbuah manis dan Bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 atau tujuh belas tahun setelah ikrar Sumpah Pemuda. Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf, S.H., saat dikonfirmasi terkait refleksi 92 tahun peringatan Hari Sumpah Pemuda, Rabu (28/10) menyampaikan, semangat yang dikobarkan para pemuda saat itu adalah wujud keikhlasan perjuangan tanpa pamrih, rela berkorban, dan cinta tanah air.

Baca juga:  Kapolda Bali dan Bupati Jembrana Tanam Pohon Kejujuran

Selain itu mengutamakan persatuan dan kesatuan yang menjadi suri tauladan bagi generasi bangsa selanjutnya. “Termasuk bagi kita yang saat ini telah diwariskan kemerdekaan dan tugas tanggung jawab untuk mengisi dengan pembangunan,” tegas Danrem.

Menururnya, kendala yang dihadapi memang tidak ringan, termasuk apa yang dihadapi pada perjuangan para pemuda di masa lalu. Dalam perjalanan bangsa ini menghadapi berbagai bentuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan atau AGHT yang tidak ringan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

“Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga mengapresiasi terhadap komitmen bersama di tengah banyaknya perbedaan dan kemajemukan Bangsa Indonesia sampai saat ini tetap eksis,” ujarnya.

Korelasi semangat Sumpah Pemuda dihadapkan pada kondisi bangsa saat ini di tengah pandemi COVID-19, Brigjen Husein melihatnya sebagai suatu motivasi dan energi bagi kita semua untuk dapat menghadapi kondisi saat ini dengan kebersamaan tanpa harus saling menyalahkan. Kondisi yang terjadi saat ini harus menjadi pemahaman bagi setiap orang, karena terjadinya wabah seperti COVID-19 bukanlah kehendak kita.

Baca juga:  Coba Masuk Hotel Raja Salman, Wanita Bermotor Bawa Kado Diamankan

Hal ini terjadi secara alami dan kemudian meluas termasuk di negara kita. “Pemerintah bersama seluruh komponen bangsa sudah berjuang untuk mengatasi dan perjuangan kita belum berakhir sebelum pandemi ini dinyatakan aman dan kita benar-benar terbebas,” ungkapnya.

Hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan adalah mengikuti apa yang sudah dianjurkan dan diimbau oleh pemerintah yaitu dengan mendisiplinkan diri kita dan masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan terkait COVID-19. “Sudah banyak diantara kita yang tahu, mengerti dan paham tentang protokol kesehatan terutama terkait 3 M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau hand sanitizer, juga menjaga jarak. Pertanyaannya sejauh mana kita patuh dan taat atau sebaliknya kita memang abai,” tandasnya

Baca juga:  Jejak dan Endapan Nilai Demokrasi Sumpah Pemuda

Jika ini konsekuen diterapkan oleh siapapun pada kondisi seperti saat ini, kata Danrem, akan mampu mengatasi kesulitan yang ada. Perubahan keadaan juga akan berimbas pada perubahan yang lainnya. Danrem berpandangan dengan merefleksikan diri kita pada semangat Sumpah Pemuda akan mampu mengatasi kesulitan yang ada. Kuncinya ada dalam kebersamaan serta persatuan dan kesatuan bangsa. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *