TABANAN, BALIPOST.com – Pujawali di Kahyangan Jagat Luhur Natar Sari Apuan, Baturiti, Kabupaten Tabanan berlangsung, Sabtu (31/10). Pujawali yang bertepatan dengan Purnama Kelima ini tidak ngerawuhin Tapakan Ratu Gede, karena adanya pandemi Covid-19 .
Pemangku Pura, Jro Mangku Ketut Mastrum didampingi Penyarikan Pura I Wayan Subadi, Ketua Panitia Karya Made Admaja, Sekretaris Panitia Made Cendoarsa dan Bendesa Adat Apuan Ketut Cakra, Jumat (30/10) menyampaikan, pujawali Mejaba-jero ini diawali dengan prosesi penangiang Tapakan Ida Batara Sakti Nawasanga (ngungkab lawang), Jumat sore.
Pujawali berlangsung sehari dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). Pamedek disiapkan tempat cuci tangan di jaba sisi dan jaba tengah (madya mandala). Kemudian dalam melaksanakan persembahyangan, pamedek diharapkan menjaga jarak. Panitia karya telah mengatur jarak tempat duduk pamedek tatkala melakukan persembahyangan.
Kata Jro Mangku Ketut Mastrum, prosesi nunas tirtha di pura-pura untuk kepentingan pujawali, dilakukan secara ngubeng. Sedangkan saat pujawali umat di wewidangan Kahyangan Jagat Natar Sari kapaica Tirtha Penawar Agung lan kampuh Ida Batara, melalui prajuru Tapakan Ratu Gede lan prajuru adat yang tangkil ke palinggih.
Pujawali akan kasineb mupuk kembang, Minggu (1/11) dini hari. ‘’Karena saat ini masih pandemi Covid-19, maka dilangsungkan pujawali alit dengan prosesi mejaba-jero dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,’’ tambah Sekretaris Panitia Karya, Made Cendoarsa.
Seperti diketahui, pujawali ageng di Kahyangan Jagat Luhur Natar Sari berlangsung setiap satu tahun sekali. Pujawali ngerawuhin sekitar 60 Tapakan Ratu Gede (Barong), sungsungan umat di lima kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli dan Jembrana. Setiap tiga tahun sekali, pelawatan Ida Batara Sakti Nawasanga, kairing melancaran ke ‘’jabakuta’’ selama 42 hari. Tiga hari sebelum pujawali, Ida Batara kairing mesucian (melasti) ke Segara Batubolong, Canggu, Badung. (Subrata/balipost)