Wisatawan domestik mengunjungi kawasan Tegallalang, Gianyar, Rabu (28/10). (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kunjungan wisatawan domestik (wisdom) ke Bali menunjukkan peningkatan saat long weekend ini. Data kedatangan di terminal domestik bandara Ngurah Rai bahkan di luar ekspektasi mengingat masih berlangsungnya pandemi COVID-19.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, Jumat (30/10), pada 28 Oktober saja, jumlah kedatangan Wisdom mendekati 10 ribu orang. “Tanggal 28 itu mencapai 9.500. Biasanya kan cuma 3.000, 2.600. Lalu tanggal 29 sekitar 6.800-an,” ujarnya.

Menurut Astawa, wisatawan domestik yang datang ke Bali paling banyak berasal dari Jakarta, disusul kemudian Surabaya, Ujung Pandang, Lombok dan Yogyakarta. Peningkatan kunjungan yang cukup signifikan ini menandakan bahwa Bali masih menjadi primadona di kalangan wisatawan.

Baca juga:  Bandara Ngurah Rai Tutup Sementara, 74.928 Penumpang Terdampak

Apalagi, angka kunjungan sampai mendekati 10 ribu dalam sehari itu baru diperkirakan bisa terjadi pada Desember mendatang. “Memang tadinya kita tidak memperkirakan sampai 10 ribu itu. Jadi di luar ekspektasi kita juga lah,” jelasnya.

Disisi lain, pihaknya juga mewaspadai dan mengantisipasi agar jangan sampai terjadi penambahan kasus Covid-19 di tengah peningkatan angka kunjungan wisatawan domestik. Sedikitnya ada tiga titik yang dikuatkan dalam upaya pencegahan penyebaran wabah. Yakni, pintu-pintu masuk seperti pelabuhan dan bandara, objek-objek wisata, serta hotel-hotel.

“Terutama yang dari luar ini jangan sampai dia masuk tanpa membawa surat keterangan sehat, entah rapid test atau swab. Kemudian, kita inginkan agar jangan terjadi kerumunan-kerumunan,” paparnya.

Baca juga:  Lereng Gunung Agung Terbakar

Menurut Astawa, kerumunan tanpa protokol kesehatan yang ketat seperti jaga jarak dan memakai masker berisiko terjadi penularan. Oleh karena itu, wisatawan diminta untuk tertib menerapkan protokol kesehatan.

Masalah kesehatan tetap menjadi tanggung jawab pribadi wisatawan. Termasuk di dalamnya menjaga imunitas tubuh tetap prima agar liburan menjadi aman dan nyaman. Kalau memang dalam kondisi tidak sehat, lebih baik memulihkan diri terlebih dulu. Ketimbang nanti menularkan penyakit saat berada di objek wisata.

Baca juga:  Permohonan Penangguhan JDA Tak Diterima, Kejari Tabanan Beber Alasannya

“Di samping faktor eksternal yang mengingatkan, faktor internalnya juga penting. Kalau dia perlu membawa hand sanitizer secara pribadi, itu bagus,” imbuh mantan Kepala Bappeda Provinsi Bali ini.

Astawa berharap kunjungan wisatawan yang berdampak pada menggeliatnya perekonomian Bali ini tidak sampai memunculkan masalah penularan Covid-19 pada aspek kesehatan. Sebab, ekonomi dan kesehatan harus berjalan selaras.

Oleh karena itu, para pengelola objek wisata secara khusus diingatkan pula agar melakukan pengawasan. Kalau terjadi kerumunan, misalnya pada saat membeli karcis, agar diatur supaya bisa menjaga jarak. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. Mari berharap semoga tidak ada lonjakan kasus covid, baik di Bali maupun daerah asal para wisman.. ini dapat menjadi barometer, apa yg harus dilakukan kedepan, bila terjadi lonjakan ataupun bila tdk ada lonjakan kasus covid… semoga baik semua..

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *