dr. Dewa Gede Basudewa, Sp.Kj. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Virus corona bisa menjangkit siapa saja. Tidak terkecuali, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Berdasarkan data Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di Kabupaten Bangli, sejak Juli lalu tercatat ada sebanyak 100 ODGJ terkonfirmasi positif covid dan dirawat di RSJ setempat. Dari jumlah itu, 90 pasien sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan 10 orang lainnya sekarang masih menjalani perawatan.

Direktur RSJ Provinsi Bali dr. Dewa Gede Basudewa, Sp.Kj Senin (2/11) mengungkapkan pasien dengan gangguan jiwa yang terkonfirmasi positif covid terbanyak berasal dari Singaraja. Disusul Karangasem, dan Denpasar. Hampir semua pasien gangguan jiwa yang terkonfirmasi positif covid dan dirawat di RSJ, mengalami gejala ringan. Tidak ada yang mengalami gejala berat hingga harus dirujuk ke RSUP Sanglah.

Baca juga:  Sebulan Sudah, Bali Terus Laporkan Tambahan Korban Jiwa COVID-19

“Pasien yang terkonfirmasi covid ini kebanyakan pasien kiriman atau rujukan. Begitu datang berobat di sini, kami lakukan screening. Akhirnya dari sana diketahui terpapar Covid,” ungkapnya.

Disebutkan Basudewa, rata-rata pasien covid yang dirawat di RSJ sembuh dalam waktu 8 hari. “Jadi rata-rata kesembuhannya cepat,” ujarnya.

Basudewa menegaskan virus corona bisa menular ke siapa saja. Termasuk orang dengan gangguan jiwa. Jika mengetahui ada ODGJ yang terpapar covid-19, kata Basudewa jangan ragu-ragu melakukan penanganan. Yang terpenting memproteksi diri dengan protokol kesehatan dan mengkomunikasikan baik-baik dengan pasiennya. Kesalahan komunikasi bisa membuat pasien menjadi marah dan tidak mau diajak berobat ke rumah sakit. “Kalau sudah sembuh, harus diterima lagi di keluarga. Jangan diperlakukan atau distigma tidak baik,” terangnya.

Baca juga:  Rumah Warung Terbakar, 1 Ton Bawang Ludes

Lebih lanjut disampaikannya, untuk merawat pasien gangguan jiwa yang terpapar covid RSJP Bali di Kabupaten Bangli menyediakan 36 tempat tidur. Sesuai pedoman nasional penanganan covid-19, jalur/area RSJ dibagi menjadi area hijau, area kuning dan merah. Dalam merawat pasien gangguan jiwa yang terkonfirmasi covid-19, diakui Basudewa tentu ada tantangan tersendiri yang dihadapi pihaknya. Pasien bisa saja tiba-tiba mengangamuk, dan mudah curiga karena melihat tenaga kesehatan memakai masker.

Disampaikan juga untuk mencegah terjadinya penularan covid pada pasien RSJ lainnya, Basudewa mengatakan pihaknya terus melakukan edukasi. Selain edukasi penerapan prokes, juga mengajak pasien melakukan olahraga rutin pagi hari.

Baca juga:  Kemenparekraf RI Antusias Pulihkan Pariwisata Nusa Penida

Sementara itu disinggung mengenai tingkat kunjungan pasien ke RSJP Bali sejak pandemic covid-19 melanda, Basudewa mengatakan terjadi penurunan. Pada periode Januari-Juni 2020, pasien yang melakukan rawat jalan sebanyak 6.093. Berbeda dengan periode yang sama tahun 2019 lalu yang mencapai angka 9.111 orang. Penurunan terjadi karena beberapa faktor. Pertama, karena adanya kebijakan BPJS yang membuat resep bisa diberikan ke pasien setiap dua bulan. Kedua, karena banyak pasien yang kondisinya sudah sembuh. Faktor lainnya karena situasi pandemic covid-19. “Yang rawat inap juga sama seperti periode tahun lalu. Rata-rata 60 persen,” imbuhnya. (Dayu Rina/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *