DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah kasus aktif Covid-19 di Bali dalam sepekan terakhir terus menunjukkan penurunan. Kemudian, angka kesembuhan hampir selalu melebihi tambahan jumlah kasus baru yang masih naik turun dari hari ke hari.
Sekalipun masih melaporkan adanya korban jiwa harian, paling banyak bertambah sebanyak 3 orang. Selebihnya, dilaporkan 1 atau 2 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
“Perkembangan kasus Covid-19 di Bali belum menunjukkan tren penurunan. Masih naik turun, walaupun landai,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya dikonfirmasi, Rabu (4/11).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, tambahan pasien terkonfirmasi COVID-19 sejatinya sempat hanya di angka 39 kasus baru pada 2 November. Tapi kemudian naik lagi menjadi 60 orang pada 3 November dan 73 orang pada Rabu kemarin.
Kabar baiknya, tambahan kasus baru selalu diikuti dengan bertambahnya angka kesembuhan. Itu sebabnya, jumlah kasus aktif atau pasien dalam perawatan di RS dan tempat karantina sejak 29 Oktober lalu terus menurun.
Mulai dari 812 orang menjadi 766, lalu 753, turun lagi menjadi 737, 689, 667, dan terakhir 662 pada Rabu. “Untuk kasus aktif yang ada sekarang, mayoritas atau 80 persen adalah OTG (Orang Tanpa Gejala, red),” imbuh Suarjaya.
Lebih lanjut dikatakan, masyarakat yang belum sepenuhnya disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan 3M menjadi tantangan utama menurunkan kasus COVID-19 di Bali. Padahal, protokol kesehatan sebetulnya sangat sederhana yakni dengan memakai masker, rajin mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
“Kalau itu dijalankan semua, kasus pasti turun,” jelasnya.
Suarjaya menekankan, virus corona merupakan virus berbahaya yang bisa menular kepada siapa saja dan seringkali yang menularkan adalah orang-orang terdekat. Angka kematian yang terus bertambah di Bali juga disebabkan oleh hal itu.
Orang yang membawa virus umumnya OTG, kemudian mereka pulang dan menularkan kepada orang-orang di rumahnya. Ketika yang ditulari adalah orang-orang tua atau orang-orang yang memiliki komorbid maka dampaknya menjadi fatal.
“Kelompok berisiko itu kena sehingga dia bergejala, menjadi gejala berat lalu kritis dan akhirnya meninggal,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Suarjaya mengingatkan seluruh komponen masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M. Sementara pemerintah kini gencar melaksanakan 3T atau tracing, testing dan treatment untuk mempercepat penanganan Covid-19. (Rindra Devita/balipost)