DENPASAR, BALIPOST.com – Bali mengalami peningkatan jumlah kasus sembuh tiap harinya. Namun, pada evaluasi mingguan Satgas COVID-19 Nasional yang dilansir dari situs www.covid19.go.id, zona risiko penyebaran COVID-19 di Bali per 1 November menunjukkan pergeseran ke arah yang lebih buruk.
Seminggu sebelumnya, dari evaluasi Satgas COVID-19 Nasional per 25 Oktober, rapor Bali mengalami peningkatan. Terlihat dari penyebaran kasus COVID-19 yang dinilai mulai menurun.
Bahkan saat itu, terdapat satu zona kuning di Bali. Zona kuning itu diperoleh Buleleng karena dinilai mengalami penurunan dalam jumlah kasus, kenaikan jumlah kesembuhan, dan indikator lainnya yang menjadi parameter menentukan zonasi.
Sayangnya, zona kuning di Buleleng hanya bertahan selama seminggu. Pada minggu ini, sesuai evaluasi, Buleleng kembali lagi ke zona orange. Ini menyebabkan seluruh kabupaten/kota di Bali berada pada zona orange sama seperti dua minggu sebelumnya. Adapun kesembilan kabupaten/kota itu adalah Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, dan Buleleng.
Secara kumulatif, jumlah kasus di Bali per 4 November mencapai 1.979 orang. Dari total kasus itu, sebanyak 10.924 orang (91,19%) dinyatakan sembuh, 393 orang (3,28%) meninggal dunia dan masih dirawat sebanyak 662 orang (5,53%). Mereka tersebar dalam perawatan di 17 RS rujukan, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima dan BPK Pering.
Dari evaluasi mingguan yang disampaikan Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, Selasa (3/11), perkembangan peta zonasi risiko secara mingguan mengalami pergeseran pada zona merah atau risiko tinggi. Pada zona merah, terlihat membaik dengan terjadi penurunan jumlah daerah dalam sepekan, dari 20 kabupaten/kota pada pekan lalu, menjadi 19 kabupaten/kota pada pekan ini.
Namun demikian, yang masih sangat disayangkan, jumlah kabupaten/kota yang masuk zona oranye atau risiko sedang mengalami peningkatan jumlah. Pekan ini, Wiku mengabarkan terjadi peningkatan dari 360 menjadi 371 kabupaten/kota.
Ia pun mengingatkan jika daerah zona oranye semakin lengah, tidak menutup kemungkinan akan berpindah ke zona merah. “Terlihat masih banyak daerah yang terlena dan lengah, serta merasa nyaman untuk berada di zona oranye. Ingat! Zona oranye juga masih berbahaya dan berisiko terjadi peningkatan penularan,” ujarnya saat memaparkan evaluasi mingguan di Istana Kepresidenan Jakarta, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Selanjutnya terdapat penurunan signifikan pada zona kuning atau risiko rendah. Pekan sebelumnya ada 115 di zona kuning, pekan ini turun menjadi 104 kabupaten/kota.
Sayangnya, terdapat peningkatan pada zona hijau yakni tidak ada kasus baru meningkat dari 7 menjadi 8 kabupaten/kota. Sedangkan zona hijau tidak terdampak jumlahnya pekan ini masih tetap seperti pekan lalu.
Wiku juga menyesalkan, meski dalam 5 bulan terakhir penanganan Covid-19 di berbagai daerah mengalami kemajuan, tetapi terlihat bahwa mayoritas daerah cukup nyaman berada di zona oranye. Dalam 4 minggu terakhir, terjadi peningkatan daerah zona oranye dari 65,73% menjadi 72,28%.
Ia pun mendorong pemerintah daerah agar bekerja keras untuk segera keluar dari zona oranye menjadi zona kuning. “Selain itu jumlah kabupaten/kota yang berada di zona hijau dan kuning masih sedikit karena berpindah ke zona oranye,” katanya. (Diah Dewi/balipost)