DENPASAR, BALIPOST.com – Masyarakat Bali diharapkan bisa cepat menerima penggunaan bus listrik yang sekarang masih dalam tahap uji coba. Mengingat, program ini merupakan implementasi langsung dari visi pembangunan daerah Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru”.
Yakni untuk menyelaraskan, menyeimbangkan dan mengharmoniskan pembangunan agar alam Bali ini bersih, manusianya berkualitas dan profesional, serta budayanya terjaga dan terpelihara dengan baik.
“Alam yang bersih ini salah satu penyokongnya itu transportasi yang ramah lingkungan, tidak membuat polusi. Jadi bus listrik ini bagus banget,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster saat melaunching uji coba pelaksanaan angkutan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bali dan penggunaan bus listrik di Jayasabha, Denpasar, Jumat (6/11).
Dengan bus listrik, lanjut Koster, tidak akan ada asap yang keluar mengotori udara. Sebab, asap menghitam dari padatnya lalu lalang kendaraan berpotensi membuat udara kotor. Jika ini terhirup, sudah pasti membuat manusia tidak sehat lantaran bisa menimbulkan permasalahan kesehatan seperti gangguan paru-paru, pernafasan, dan lainnya. Maka dari itu, transportasi di Bali harus menggunakan energi yang bersih supaya alam Bali ini bersih.
“Sepeda motor, mobil semua nanti kita arahkan dengan sistem zonasi secara terarah. Mulai 2021 rencananya dengan bus listrik ini,” paparnya.
Menurut Koster, hal ini akan mendukung pula kebijakan Bali mandiri energi dengan energi bersih sesuai isi Pergub No.45 Tahun 2019. Mulai dari pembangkit tenaga listrik, sarana transportasi hingga sarana kebutuhan hidup rumah tangga diarahkan agar semuanya berbasis pada energi bersih dan energi baru terbarukan, minimum gas.
Sejumlah showroom sekarang juga sudah mulai menjual sepeda motor menggunakan listrik atau baterai. Daerah-daerah wisata seperti Kuta, Sanur, dan Ubud, ke depan sudah harus dirancang transportasinya yang bersih dan ramah lingkungan.
“Nanti kita terapkan zonasi untuk penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Selain dia tidak mengeluarkan asap yang mencemari lingkungan, juga bagusnya tidak berisik,” imbuhnya.
Koster menambahkan, Bali akan mengembangkan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang nantinya tidak hanya digunakan masyarakat lokal. Tapi juga disuplai alias dijual ke daerah lain di Indonesia. Selain itu, akan dikembangkan pula industri panel surya di Bali oleh PT. Indonesia Power dan PLN.
Sebab, hanya Bali satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki Pergub tentang Bali Energi Bersih. Industri yang disebut ramah lingkungan ini sekaligus untuk membangun perekonomian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pulau Dewata. Dengan demikian, masyarakat akan survive untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus survive dari sisi kualitas kehidupan dan kesehatannya.
“Sehingga Bali tidak saja survive dalam jangka panjang, tapi akan memiliki citra positif sebagai destinasi wisata dunia,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)
unt penggunaan bus ini, masyarakat yg mana ya sasarannya???.. bila tdk jelas planningnya maka bus hanya akan lalu lalang kosong yg pada akhirnya mangkrak sia sia…