JAKARTA, BALIPOST.com – Ada pernyataan menarik dari Merdi Sihombing, seorang desainer yang menjadi salah satu agregator dalam pembuatan jutaan masker untuk menggerakkan sektor UMKM. Dalam perbincangan dalam jaringan (daring) yang digelar Jumat (6/11), ia mengatakan masker merupakan wajah kedua.
Ia pun mengatakan jika pemerintah ingin memasyarakatkan penggunaan masker dalam memutus penyebaran COVID-19, harus dengan cara tidak biasa. Artinya, buat masyarakat merasa memerlukan masker itu sebagai bagian dari gaya hidupnya.
Salah satunya dengan menghadirkan produk masker yang keren. “Harusnya bagaimana menyadarkan masker tanpa dipaksa, masker harus keren. Gunakan wastra (kain, red) Indonesia. Desainnya bagus,” ujarnya.
Ia percaya jika masker yang diproduksi berkualitas, masyarakat akan tertarik menggunakan masker. Ia pun menceritakan terkait keterlibatannya dalam pembuatan masker untuk Indonesia bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Koperasi dan UKM.
Merdi Sihombing menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya masih bisa berkiprah dan bersumbangsih untuk Indonesia di tengah masa pandemi yang sangat berpengaruh bagi perekonomian Indonesia. “Masa pandemi ini membuat langkah kita semua memang melambat. Kami bersyukur masih dapat melakukan community development dengan para penenun di Pulau Alor. Saya juga sangat bersyukur bisa menjadi salah satu agregator yang diberi kesempatan oleh Kemenkes dan Kemenkop dan UKM untuk membuat masker bagi masyarakat Indonesia,” kata Merdi yang juga founder dari Eco Fashion Indonesia.
Pembuatan masker dengan total 27 juta tersebut, dipesan oleh Kementerian Kesehatan dan dikoordinasikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dengan melibatkan 9 agregator. Termasuk PT Eco Fesyen Indonesia yang digawangi oleh Merdi Sihombing. “Kami melibatkan 20 orang tuna daksa di DI Yogyakarta yang sebagian besar adalah para atlet Paralympic. Secara total dihasilkan 1.279.905 buah masker yang melibatkan para pengrajin batik dan tenun di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah,” sebutnya.
Ia juga mengaku senang karena bisa membantu UMKM di tengah pandemi COVID-19. “Saya juga merasa senang dan bersyukur karena bisa turut membantu roda perekonomian UKM dan kaum difabel kembali bergerak, bahkan mendapatkan apresiasi dari Bapak Teten Masduki dalam jumpa pers beberapa waktu lalu.”
Tak hanya itu, Merdi juga membantu upaya melestarikan lingkungan lewat gerakan menanggulangi sampah laut (marine debris), yang dilakukan oleh UNDP, Kemenko Maritim, Kemenkop & UKM serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Kami akan membuat tas belanja dari bahan karung bekas kopi dan cokelat yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat. Gerakan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa kita harus peduli terhadap limbah plastik.”
Karena berbagai kiprahnya dalam laku hidup lestari, Merdi menggelar Forum Bincang Laku Hidup Lestari yang akan berlangsung pada 21-22 November 2020. Kegiatan yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini akan menggelar berbagai cara seperti diskusi, pameran dan pemutaran film. “FBLHL yang diselengarakan oleh Yayasan Merdi Sihombing dan Yayasan Losari akan menampilkan pembicara yang sangat dekat dengan Laku Hidup Lestari, seperti masyarakat kasepuhan Ciptagelar, masyarakat Bali Aga yang memproduksi Tenun Gringsing. Tenun Gringsing ini adalah tenun double ikat, yang hanya terdapat di 3 tempat di dunia, salah satunya di Bali, Indonesia. Juga ada Batik Losari dan anyaman purun dari lahan gambut. Event ini akan diselenggarakan di Bali Purnati, Ubud.” (Diah Dewi/balipost)