DENPASAR, BALIPOST.com – Pejudo asal Badung yang kembar yakni Ni Made Sukerti dan Ni Nyoman Suwitri tampil dalam Kejurnas Virtual kata pasangan, yang pengambilan gambarnya dilakukan di GOR Lila Bhuana, Sabtu (7/11). Bali sendiri selain mengirimkan Sukerti/Suwitri, juga mengirimkan Ni Kadek Ana Dwi Yanti/Ni Kadek Linda Putriana (Bangli).
Sedangkan, di sektor putra Bali menurunkan IB. Wisnu Adi Kumara/I Wayan Jully Suantara (Karangasem) dan Putu Evin Prayoga/I Made Andika Saputra (Denpasar). Sukerti dan Suwitri usai latihan di GOR Lila Bhuana, Jumat (6/11) menerangkan, mereka lolos dalam selekda yang diselenggarakan Pengprov PJSI.
Suwitri menjelaskan, dirinya menekuni bela diri judo sejak SD bersama kembarannya Sukerti. Mereka baru beberapa bulan berlatih dan turun pada kelas laga (-32 kg) di ajang Porjar SD se-Bali, dan secara kebetulan keduanya mendapatkan medali. “Saya mendapatkan medali emas, sedangkan Sukerti merebut perak,” tutur Suwitri.
Sejak itu, Suwitri dan Sukerti makin getol berlatih. Mereka awalnya berlatih di desanya Ayunan dan berlatih di Ayunan Judo Club (AJC). “Selain itu kami juga berlatih di Lapangan Mengwi,” terang keduanya. Mereka mengakui, ketika baru-baru menggeluti judo merasa takut, terutama dalam menghadapi bantingan. “Selanjutnya, kami sudah terbiasa menghadapi bantingan, yang penting memahami teknik menangkis atau menghindarnya,” sebut siswi kelas I SMK Pandawa Global Abiansemal Jurusan Akuntansi, yang masih sekelas ini.
Sukerti dan Suwitri belajar judo ditangani pelatih Dewa Ayu Warta Putriningsih. “Kami belajar judo ini di nomor laga, tetapi dengan ikut nomor kata di event Kejurnas, semakin memantapkan teknik dan jurus tarung kami,” ungkap pejudo asal Banjar Geria, Desa Ayunan, yang lahir pada 16 Februari 2005 ini.
Prestasi Suwitri terus melejit dan merebut emas pada Porjar Bali SMP, hingga juara di Kejurprov. “Saya sudah turun di nomor laga pada kelas -52 kg di ajang Porprov Bali di Tabanan 2019, tetapi belum mampu menyumbang medali,” ucap Suwitri yang merupakan putri pasangan dari I Wayan Mudita dan Ni Luh Nyoman Ari Artini ini. (Daniel Fajry/Balipost)