Tangkapan layar penjelasan Dian Siswarini terkait Update Kinerja XL Axiata Q3 2020 yang dilakukan secara virtual, Jumat (6/11). (BP/kmb)

JAKARTA, BALIPOST.com – Selama sembilan bulan di tengah situasi pandemi COVID-19, PT Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil melalui dengan catatan pertumbuhan kinerja yang positif. Meskipun harus menghadapi tantangan industri yang cukup berat, XL Axiata tetap mampu mencatat peningkatan pendapatan layanan (service revenue) sebesar Rp 18,3 triliun.

Dalam jumpa pers virtual yang digelar Jumat (6/11),  Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini memaparkan kinerja perusahaan dan target ke depannya. Dipaparkan terjadi peningkatan pendapatan layanan sebesar 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

Demikian pula, pendapatan dari layanan data juga terus tumbuh 12% YoY, dan sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan layanan (service revenue) perusahaan menjadi sebesar 92%. “Pandemi Covid-19 berdampak pada daya beli masyarakat, dan itu juga sangat dirasakan oleh semua operator. Turunnya daya beli masyarakat ini ternyata tidak menurunkan intensitas kompetisi di industri,” ungkapnya.

Semua operator justru berlomba menawarkan berbagai produk, yang selain disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat untuk tetap tetap produktif dan akses ke hiburan, juga disesuaikan dengan kemampuan beli masyarakat. “Kita bisa lihat produk-produk dengan harga yang lebih terjangkau atau bonus yang lebih banyak. Karena itu kami berupaya keras untuk bisa mempertahankan kinerja dengan mendorong penjualan dan di saat yang sama melakukan efisiensi di hampir semua lini bisnis. Hasilnya, kami masih mampu meraih pertumbuhan di periode sembilan bulan tahun ini.”

Baca juga:  Era Revolusi 4.0, Digitalisasi UMKM Jadi Hal Penting

Direktur & Chief Financial Officer XL Axiata, Budi Pramantika menyebutkan sepanjang sembilan bulan 2020 ini, XL Axiata juga berhasil meraih EBITDA sebesar Rp 9,9 triliun, meningkat 34% YoY. Laba bersih setelah pajak pada sembilan bulan  ini tercatat Rp 2,1 triliun.

Secara kuartal, pada periode kuartal ketiga 2020 ini, EBITDA juga berhasil tumbuh 3% lebih tinggi dari kuartal sebelumnya (QoQ), dan laba bersih setelah pajak mencapai sebesar Rp 331 miliar. Beban usaha di sembilan bulan tahun 2020 menurun 14% YoY.

Penurunan ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya beban biaya infrastruktur yang lebih rendah (28% YoY) sebagai dampak dari adopsi IFRS 16. Faktor selanjutnya adalah biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya juga turun 24% YoY, terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai dampak dari penurunan trafik penggunaan layanan voice.

Baca juga:  Kepulauan Anambas akan Dilengkapi LTE XL

Terakhir, juga karena faktor biaya pemasaran yang turun 6%YoY setelah lebih banyak penggunaan saluran digital.

Trafik data sepanjang sembilan bulan pertama 2020 meningkat 47% YoY dari 2.386 Petabyte menjadi 3.496 Petabyte. Sementara itu jika dihitung per kuartal, pada kuartal ketiga 2020 ini, trafik data meningkat 4% QoQ. Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah total pelanggan, yaitu menjadi 56,9 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya sebanyak 55,7 juta.

Tingkat penetrasi smartphone pelanggan meningkat tipis dari 87% dikuartal sebelumnya menjadi 88%. Di sisi lain, rerata pendapatan per pelanggan atau ARPU campuran meningkat dari sebelumnya Rp 34.000 menjadi Rp 36.000 di periode yang sama tahun ini.

Sepanjang 9M 2020, XL Axiata mengenalkan beberapa penawaran baru, yaitu Fitur XTRA UNLIMITED TURBO dan Unlimited 1 jam untuk pelanggan layanan prabayar XL, dan paket Edu-Pack untuk pelanggan AXIS, juga myPRIO x unlimited untuk pelanggan pascabayar Prioritas.

Pemanfaatan digital IT, artificial intelligent dan data analytics juga terus XL Axiata lanjutkan untuk mengidentifikasi apa saja kebutuhan setiap segmen pelanggan atas layanan telekomunikasi dan data. Dengan demikian perusahaan bisa lebih tepat dalam pembuatan produk layanan baru yang memang dibutuhkan setiap segmen pelanggan.

Baca juga:  Sembunyi di Bali, DPO Curat Jateng Ditangkap

Selain itu, penawaran produk juga bisa lebih terarah, sesuai dengan karakter setiap segmen.

Pandemi Covid-19, ungkap Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa juga tidak menghalangi XL Axiata untuk terus membangun jaringan. Hingga akhir September 2020, XL Axiata tercatat memiliki total lebih dari 142 ribu Base Transceiver Station (BTS). Jumlah ini meningkat sekitar 10% dari jumlah BTS di periode yang sama tahun lalu.

Dari total sebanyak itu, 53.055 merupakan BTS 4G. Sementara itu, jika dilihat dari luas cakupan wilayah, jaringan 4G milik XL Axiata telah melayani pelanggan di 458 kota/kabupaten di hampir semua provinsi yang ada di Republik Indonesia.

Guna menyiapkan jaringan menuju 5G, XL Axiata juga terus melanjutkan proses fiberisasi jaringan. Fiberisasi ini untuk mendukung peningkatan kualitas jaringan data di setiap area karena salah satu manfaat dari proses ini adalah kapasitas jaringan transport menjadi lebih besar.

Fiberisasi terbukti mampu meningkatkan kualitas jaringan untuk menopang sejumlah layanan data dengan kapasitas besar, seperti antara lain live video streaming. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *