Gubernur Koster menyerahkan penghargaan saat penutupan FSBJ II, Sabtu (7/11) malam. (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah digelar selama 8 hari, Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II resmi ditutup di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Sabtu (7/11) malam. Penutupan FSBJ II oleh Gubernur Bali Wayan Koster juga dapat disaksikan secara virtual.

Acara ini digelar dalam rangka pemajuan seni modern, kontemporer, dan karya-karya bersifat inovatif. “8 hari rangkaian pelaksanaan FSBJ II merupakan momentum dan lembaran penting kelahiran seni virtual secara masif di Bali,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan “Kun” Adnyana.

Kun menambahkan, FSBJ II dengan tagline #BaliArtsVirtual menjadi ruang pengakuan dan momen aktualisasi dari capaian seni virtual Bali terkini. Pada saat pembukaan, telah dipentaskan adilango atau pergelaran operet yang memikat, bernas dan mengasyikkan karya seniman milenial Bali.

Baca juga:  Harus Disiplin Prokes! Bali Masih Tambah Seribuan Warga Terjangkit dan Puluhan Korban Jiwa

Yakni melibatkan komunitas seni SMA/SMK serta perguruan tinggi yang diaransemen Komunitas Kini Berseri. Selama pelaksanaan FSBJ II, secara keseluruhan ada 1000 seniman dan pekerja seni dalam 45 komunitas yang terlibat dalam adilango. “Mereka mewakili sanggar, komunitas, yayasan seni se-Bali,” imbuhnya.

Kemudian, lanjut Kun, sebanyak 295 peserta tercatat mengikuti 8 jenis pawimba atau lomba. Mulai dari lomba video tiktok Bali Jani, lomba vlog kuliner Bali Jani, hingga karya cipta fotografi.

Dalam timbang rasa atau sarasehan, telah tampil narasumber dari luar daerah dan Bali. Topik yang dibahas meliputi festival seni pasca pandemi, monetisasi atau komersialisasi seni virtual, tata kelola pameran seni virtual, serta konten virtual yang cerdas dan bernas.

Baca juga:  Dua Hari Nihil, Korban Jiwa COVID-19 Kembali Dilaporkan Bali

“Dari pakar, kritikus seni, seniman hingga Direktur Jenderal Kebudayaan membahas tuntas 7 topik terkait seni virtual itu,” jelasnya.

Dalam pameran Bali megarupa, Kun menyebut ada 45 perupa dan 1 komunitas mural yang tampil di Museum ARMA Ubud sampai 10 November mendatang. Pameran menampilkan karya mural, video art, seni lukis serta patung dan karya tiga dimensi.

Pada beranda pustaka atau bursa buku, ada 17 penerbit yang berpartisipasi. Para penerbit tersebut mempresentasikan 341 judul, baik fiksi maupun non fiksi.

Terakhir, telah ditetapkan 10 tokoh berdedikasi lintas daerah, baik dari seniman, penulis, kritikus, pelaku seni modern, kontemporer dan seni inovasi sebagai penerima penghargaan Bali Jani Nugraha Tahun 2020. “Penghargaan ini merupakan pengakuan dan apresiasi atas prestasi, dedikasi, serta pencapaian dalam pemajuan seni modern, kontemporer, dan/atau seni inovatif,” jelasnya.

Baca juga:  Dari Oknum Notaris Dibekuk hingga Indonesia Berlakukan Aturan Karantina Baru

Kesepuluh tokoh tersebut menerima piagam penghargaan yang diserahkan langsung Gubernur Bali Wayan Koster pada saat penutupan, serta hadiah uang masing-masing sebesar Rp 50 juta.

Gubernur Koster juga berlanjut menyerahkan hadiah bagi para pemenang lomba atau pawimba. Penutupan dimeriahkan pula dengan adilango berupa konser musik gabungan antara live dan virtual bertajuk “Alun Bali Bangkit” dari Sanggar Rareanggon Sejati berkolaborasi dengan Lolot Band, The Hydrant, Meiska Adinda, Blackstarboys, Avara, DJ Performance, Percussion Instrument, dan Bartender Performance. Tak ketinggalan, istri Gubernur Bali Ny. Ni Putu Putri Suastini Koster turut memeriahkan penutupan FSBJ II dengan membaca puisi. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *