DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Selasa (10/11) ini merupakan Hari Pahlawan yang diperingati seluruh anak bangsa. Semangat juang para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan republik ini diharapkan tidak pernah luntur di kalangan generasi muda. Terlebih di saat bangsa ini sedang berjuang melawan pandemi Covid-19.
Semangat heroik yang dimiliki para pahlawan dulu harus tetap menggelora dalam upaya untuk memerangi pandemi yang melanda dunia saat ini. Lalu, apa seharusnya yang dilakukan generasi muda dalam menghadapi pandemi yang sudah berlangsung sejak delapan bulan ini?
Ketua LVRI Bali I Gusti Bagus Saputra, S.H. yang ditemui di Sekretariat Legium Veteran RI Bali, Senin (9/11) kemarin mengungkapkan, perjuangan para pahlawan di masa penjajahan memang sangat berbeda dengan kondisi sekarang. Dulu para pejuang yang dominan generasi muda tersebut harus rela turun tangan untuk ikut berjuang mengusir penjajah.
Bahkan, dalam kondisi yang serba kekurangan, semangat 1945 tidak pernah padam. Meski dengan peralatan seadanya, para pemuda tak gentar melawan penjajah yang sudah dilengkapi peralatan yang lebih canggih.
Beberapa sikap pejuang, seperti memiliki rasa nasionalis, jiwa patriot, solidaritas yang tinggi, menjaga harga diri, mengutamakan persatuan, harus tetap diwarisi oleh generasi muda saat ini. Sikap-sikap seperti itu juga sangat diperlukan dalam kondisi Covid-19 ini. Pemuda harus mampu menjadi pelopor dan memberi contoh di masyarakat untuk tetap melaksanakan imbauan dari pemerintah.
Di antaranya dengan taat melaksanakan protokol kesehatan (prokes) dengan cara menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, serta menjaga jarak. Dengan menjalankan prokes tersebut, generasi muda kini juga bisa disebut pahlawan.
Seorang pahlawan, katanya, bukan saja karena berjuang melawan penjajah. Generasi muda yang mampu membawa nama baik daerahnya, dengan jalan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat banyak, juga bisa disebut pahlawan. ‘’Dalam kondisi Covid-19, jangan sampai kita mengabaikan penerapan prokes di masyarakat,’’ jelas veteran yang lahir tahun 1930 ini. (Asmara Putera/balipost)