AMLAPURA, BALIPOST.com – Adanya pernyataan Arya Wedakarna (AWK) di media sosial menyatakan telah melaksanakan upacara guru piduka di Pura Agung Besakih dibantah keras. Bantahan ini dilontarkan Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha.
Bendesa menegaskan kalau bakti yang dilaksanakan AWK bukan ngaturang guru piduka. Bahkan bendesa adat telah membuat klarifikasi terkait pernyataan tersebut.
Widiartha saat dikonfirmasi Selasa (10/11), mengungkapkan, pihaknya membantah keras terkait adanya pernyataan AWK telah melakukan upacara guru piduka di Pura Penataran Agung Besakih. Dirinya mengakui, memang sebelumnya AWK sempat melakukan persembahyangan ke Pura Penataran Agung pada Jumat malam sekitar pukul 22.00 WITA.
“Saat itu, di Pura Penataran Agung Besakih hanya ada dua orang pemangku pakemit. Bahkan dua pemangku ini tidak tahu kalau yang sembahyang ini adalah AWK,” ujarnya.
Menurut Widiartha, berdasarkan pengakuan pemangku yang makemit itu, kalau AWK hanya membawa banten pejati. Bahkan awalnya, AWK hanya bilang kepada dua pemangku ini hanya melakukankan persembahyangan biasa.
Banten yang dihaturkan itu, merupakan banten pejati. “Tidak ada bahasa untuk melakukan guru piduka kepada dua pemangku ini. Nah setelah usai sembahyang dan sudah nunas tirta, AWK mengambil dokumentasi dan di sanalah berkomentar kalau dirinya sudah melakukan guru piduka,” terangnya.
Dia mengaskan, kalau memang AWK melakukan upacara guru piduka, sarana dan prasarana upakaranya jauh lebih besar. Tak cukup dengan hanya dengan banten pejati.
Termasuk, yang melaksanakan ritualnya juga harus merupakan pemangku yang sudah senior yang tahu masalah mantra upacara guru piduka tersebut. “Tak semua pemangku bisa muput upacara guru piduka itu. Karena tak semua pemangku tahu mantra upacara guru piduka. Harus pemangku senior yang benar-benar tahu mantranya yang seharusnya muput upacara seperti itu,” tegas Widiartha.
Lebih lanjut dikatakan, pihaknya sudah mengadakan rapat yang menghadirkan pemangku Pura Agung Besakih, Kertha Desa, Sabha Desa, dan prajuru Desa Besakih pada 9 November untuk membahas dan menindaklanjuti masalah tersebut. “Kita langsung buat klarifikasinya. Karena kita tak ingin umat mengira bahwa Desa Adat Besakih membenarkan kalau AWK telah melaksanakan upacara guru piduka itu. Padahal sejatinya tidak seperti itu,” sebut Jro Mangku. (Eka Parananda/balipost)