MANGUPURA, BALIPOST.com – Hama tikus menyerang sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Badung. Dari laporan pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), serangan hewan pengerat ini terjadi di wilayah Kecamatan Petang, Mengwi dan Abiansemal, dan Kuta Utara.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Wayan Wijana saat dikonfirmasi Kamis (12/11) membenarkan adanya hama tikus. “Iya.. berdasarkan laporan dari masyarakat dan pengamatan dari POPT kami ada serangan hama tikus di beberapa subak,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya telah menurunkan krama subak untuk melaksanakan kegiatan pemberantasan melalui Gerakan Pengendalian (Gerdal). Data yang terhimpun dari 9.593 hektar lahan pertanian di Badung, seluas 107 Hektare diantaranya diserang hama tikus. “Kami bersama krama subak telah melaksanakan kegiatan pemberantasan melalui Gerakan Gerdal. Namun, nama subaknya saya tidak hafal karena bersifat sporadis tapi berdasarkan data serangan terjadi di wilayah kecamatan Petang, Mengwi dan Abiansemal serta Kuta Utara,” terangnya.
Selain melakukan gerakan pengendalian, Wayan Wijana mengatakan pihaknya telah bekoordinasi dengan dinas terkait, seperti Dinas Kebudayaan dan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dan Pesedahan Agung untuk menggelar upacara ngaben bikul. “Kami juga bersama Disbud dan Dispenda akan menggelar upaya niskala melalui ngaben bikul. Ritual ini sudah dilaksanakan secara periodik,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Kabupaten Badung, I Gde Eka Sudarwitha membenarkan akan dilaksanakan prosesi ngaben bikul akan dilakukan pada 19 November 2020 mendatang. Ritual ini akan dilaksanakan di Pantai Pererenan, Badung.
“Prosesinya sama dengan ngaben pada umumnya. Hanya saja tikus yang akan diaben nanti dilakukan secara simbolis yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Ini disebut ngaben jagat untuk semua hama yang ada di tanah atau lahan masyarakat yang ada di Badung,” jelasnya.
Dikatakan, setelah prosesi ngaben bikul usai dilanjutkan dengan prosesi memohon air suci di Pantai Pererenan. Air suci atau tirta ini akan dipercikan di seluruh lahan persawahan milik warga subak. “Setelah ngaben, nantinya akan ada prosesi nganyud di pantai Pererenan. Usai nganyud akan ada acara nunas tirta di segara. Nah air suci ini akan dibagikan ke semua krama subak untuk dipercikan ke semua lahan persawahan,” paparnya.
Dengan dilaksanakanya ngaben bikul, pihaknya berharap hama khususnya disawah bisa berkurang sehingga tidak mengganggu hasil cocok tanam para petani. “Saat ngaben bikul kami juga mengastiti atau melakukan doa bersama agar hama termasuk covid-19 ini cepat berlalu dan masyarakat bisa kembali hidup normal,” pungkasnya. (Parwata/Balipost)