Gubernur Koster saat memperlihatkan visual panggung terbuka, yang akan dibangun di Kawasan Pusat Kebudayaan Bali. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Rencana pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) akhirnya dibuka secara gamblang oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Hadir daam kegiatan Konsultasi Publik di Balai Budaya Ida Dewa Agung Kanya, Klungkung, Senin (16/11), Koster mengatakan ini menjadi gagasan besar untuk mengubah lahan terbengkalai eks galian C menjadi kawasan strategis.

Gubernur Koster mencurahkan konsep Sat Kerthi ke dalam master plan pembangunannya. Ia mengklaim tegas menolak pinangan banyak investor besar, demi menjaga harga diri daerah.

Dihadapan masyarakat Klungkung, khususnya di sekitar eks galian C, Gubernur Koster menyampaikan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali diproyeksikan dapat menginventarisasi warisan kebudayaan Bali masa lalu. Diintregasikan dengan kebutuhan pengetahuan dan teknologi masa kini dan masa yang akan datang.

Sehingga nilai-nilai luhur budaya Bali dapat terwarisi secara berkelanjutan. Konsep pembangunannya, memadukan antara edukasi, konservasi, rekreasi, pembangunan ramah lingkungan berkelanjutan dan terintergrasi berbasis IT.

“Dari awalnya lahannya terbengkalai, magaburan, compang-camping, akan menjadi tertata sangat indah. Saya fokus, tulus dan lurus untuk merealisasikan gagasan besar ini,” kata Gubernur Koster.

Ia menambahkan, Kawasan Pusat Kebudayaan Bali dibangun dengan kerangka dasar Sat Kerthi, sebagaimana visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Wana Kerthi akan dibangun Hutan Raya dan Taman Rekreasi.

Baca juga:  Ditunda, Penetapan Enam Pura Jadi Cagar Budaya

Danu Kerthi akan dibangun Danau dan Estuary Dam. Atma Kerthi ditandai dengan dibangunnya Catus Pata. Jagat Kerthi terealisasi dengan dibangunnya Panggung Terbuka dan Pertunjukkan Lainnya.

Jana Kerthi dibangun Pusat Kebudayaan Bali, area pendukung apartemen dan hotel. Sedangkan, Segara Kerthi dengan dibangunnya Marina dan laut di sekitarnya.

“Sejarah kebudayaan Bali memang terpusat di Klungkung. Pada masa keemasan Raja Gelgel Dalem Waturenggong. Jadi dari sejarahnya pas sekali. Wilayahnya juga pas Nyegara Gunung, pas pula lahannya tak bermanfaat. Lebih pas lagi berada di jalur bypass Prof. Ida Bagus Mantra,” jelas Gubernur Koster.

Tahapan pembangunan mulai dari perencanaan hingga persiapan sejauh ini berjalan cukup lancar, sebelum nantinya lanjut ke tahap pelaksanaan dan penyerahan hasil. Gubernur Koster mengaku banyak dibantu putra-putra terbaik Bali, dalam mewujudkan gagasan besar ini.

Melihat besarnya pembangunan, ia kembali mengingatkan, jangan ada bentuk permainan apapun dari proses rencana ini, yang tujuannya untuk memperkaya diri sendiri. Semua pihak harus fokus untuk tujuan bagaimana proyek ini dapat direalisasikan, terutama saat ini dalam proses pembebasan lahan.

Baca juga:  Kembali, Nasional Catatkan Pasien COVID-19 Sembuh Lampaui Kasus Baru

“Jangan ada yang main-main disini. Kalau ada yang mengganggu, apalagi sampai menghambat. Akan berhadapan langsung dengan saya. Ini harus bebas dari segala bentuk permainan kotor,” tegas Gubernur Koster.

Gubernur Koster ingin Kawasan Pusat Kebudayaan Bali ini benar-benar hasil ciptaan rakyat Bali. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, karena akan menjadi kebanggaan masyarakat Bali, dikelola oleh rakyat Bali, menjadi lebih bermanfaat untuk rakyat Bali.

Sehingga sama sekali tak melibatkan investor atau unsur swasta. Bahkan, untuk tenaga kerjanya pun sudah dipikirkan, akan diprioritaskan warga lokal dari sekitar lahan eks galian C.

“Nanti kawasan Pusat Kebudayaan Bali ini, butuh sekitar 12 ribu pekerja. Butuh tenaga kerja banyak. Agar mereka tidak perlu kos, tenaga kerja akan berbasis wilayah. Anak-anak SMA/SMK dari sekitar eks galian C siapkan diri dari sekarang,” katanya.

Gubernur Koster menambahkan, pihaknya sudah mengajukkan pinjaman tanpa bunga ke pusat senilai Rp 2,5 triliun, dalam program pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19. Tahun 2021 Tim Persiapan Pengadaan Tanah ditargetkan sudah menuntaskan tugas-tugasnya, khususnya dalam proses pembebasan tanah.

Baca juga:  Status Pandemi Covid-19 Resmi Dicabut

Pada 2022 mulai dibukanya tahapan pembangunan. Tahun 2023 pembangunan direncanakan tuntas. Sehingga tahun 2024, Kawasan Pusat Kebudayaan Bali sudah bisa dimanfaatkan.

Areal Kawasan Pusat Kebudayaan Bali ini, akan dibangun diatas lahan eka galian C seluas 334,62 hektar, di Desa Tangkas, Sampalan Klod, Jumpai dan Gunaksa. Terdiri dari pemukiman Desa Tangkas Exsisting seluas 11,19 hektar, Penlok Tahap I 110,31 hektar dan Penlok Tahap II 213,12 hektar.

Ia berharap seluruh tahapan berjalan sesuai rencana. Sehingga Pemprov Bali mampu mewujudkan gagasan besar, yang akan menjadi warisan monumental bagi rakyat Bali ini.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, menegaskan akan selalu siap mendukung gagasan besar Gubernur Bali. Pihaknya sejalan dengan rencana ini, bahwa tujuan utama adalah menata tempat itu agar bermanfaat, sehingga ia pun mengaku selalu menepis bujuk rayu setiap investor.

Demikian juga masyarakat setempat, seperti yang diungkapkan Klian Subak Tangkas dan Pegoncangan, Nengah Wija. Warga di sekitar eks galian C sudah total mendukung penuh rencana ini agar segera direalisasikan. Sehingga, dia berharap proses pembebasan tanah warga lebih cepat direalisasikan. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *