DENPASAR, BALIPOST.com – Gelandang PSS Sleman Gede ‘Nano’ Sukadana baru saja mengikuti kursus pelatih sepak bola lisensi C, yang digelar di Kuta dan berakhir pada (14/11). Meskipun sudah mengantongi lisensi kepelatihan, Nano masih tetap setia ingin menjadi profesional.
Nano, di Denpasar, Senin (16/11) menerangkan, dirinya bersyukur bisa mengikuti kursus pelatih sepak bola secara gratis, yang total seluruh biayanya ditanggung Kemenpora. Selama dua pekan, Nano menerima materi kepelatihan, berikut teori dari instruktur Yeyen Tumena dan Mundari Karya, termasuk dari penjaga gawang Kurnia Sandi dan fisik Kartono Pramdan, di Hotel Mercure Harvestland.
Sementara, praktik dilakukan di Lapangan Samudra Kuta. Nano cukup berbangga bisa ikut kursus kepelatihan lisensi C. Maklum, dari sekitar 50 pemain Timnas yang lolos dan direkomendasi Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), yang diketuai Ponaryo Astaman, dirinya dinyatakan lolos. “Saya bersyukur bisa lolos tes dan ikut kursus secara gratis, ditambah bisa pulang kampung,” tutur pemain asal Pegok Denpasar ini.
Nano mengisyaratkan, kontrak di klubnya sekarang PSS Sleman berakhir sampai dengan Februari 2021. Ia pun masih setia merumput dan belum berpikir menjadi pelatih. “Saya masih ingin aktif bermain sepak bola dan merantau, sekaligus membela klub profesional di luar Bali,” ungkap pemain kelahiran Denpasar, 18 Okober 1987 ini.
Nano sendiri berkarier di klub profesional mulai membela tim Persekabpas Kabupaten Pasuruan, kemudian Persela Lamongan, Arema Malang, Bali United, Kalteng Putra dan PSS Sleman. “Nano tercatat pernah berkostum Timnas Merah Putih pada SEA Games 2009, Timnas Pra Piala Asia di Arab Saudi (2014), serta 2015 pernah dilatih Benny Dollo.
“Saya pernah merumput di Bali karena saat itu ingin menikahi istri Komang Gita, yang kini bekerja di Dinas Pariwisata Pemkot Denpasar,” jelas Nano. Ia mengaku, lisensi kepelatihan hanya sebatas dipakai bekal, sedangkan dirinya masih sanggup bermain di klub luar Bali, sebab masih senang merantau. (Daniel Fajry/Balipost)