TABANAN, BALIPOST.com – Masa pandemi Covid19 sangat menyulitkan Pemerintah daerah dalam menyusun anggaran. Pasalnya, sumber pendapatan sangat terbatas.
Hal ini berakibat pada pembiayaan pembangunan juga tidak maksimal. Untuk pembangunan fisik saja terbatas hanya pada penanganan akibat bencana banjir sebelumnya. Misalnya untuk sekolah, di 2021, ada tujuh sekolah yang terdampak bencana banjir rencananya mendapat kucuran estimasi anggaran sebesar Rp 2,7 miliar.
Seperti diberitakan sebelumnya, TAPD kabupaten Tabanan mengestimasi untuk pos pembangunan infrastruktur (fisik) hanya di angka Rp 75 miliar di APBD induk 2021. Itupun peruntukan untuk pengerjaan perbaikan sekolah rusak, jalan rusak, dan saluran irigasi pasca bencana banjir yang terjadi belum lama ini.
Khusus untuk sekolah rusak akibat dampak bencana banjir, Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra mengatakan, ada tujuh sekolah terdampak yang diusulkan untuk bisa mendapat bantuan perbaikan di 2021, yakni lima SD (SD 1 Meliling kecamatan Kerambitan, SD 1 Geluntung kecamatan Marga, SD 1 Marga, SD 1 Pujungan kecamatan Pupuan, dan SD 1 Penatahan kecamatan Penebel), satu SMP yakni SMPN 2 Selemadeg Timur dan satu TK yakni TK Negeri Pembina. “Dari tujuh sekolah ini, yang boleh dikatakan kerusakan paling parah karena kedalaman kerusakan ada di SD 1 Geluntung, karena dari survey bersama dinas PUPRKP senderan bagian barat dan utara jebol dengan tafsiran perbaikan bisa 1 miliar,” terangnya.
Lanjut dikatakan Nyoman Putra, pihaknya selama ini hampir tiap tahunnya selalu mengajukan usulan perbaikan bagi sekolah yang memang mengalami kerusakan. Hanya saja di tengah keterbatasan anggaran daerah, tentunya memang dilihat skala prioritas. “Intinya kami terus berupaya melakukan banyak cara agar sekolah rusak di Tabanan bisa segera direhab baik lewat APBD atupun DAK,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)