Petugas mengambil spesimen untuk tes swab PCR. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Fraksi Partai Golkar DPRD Bali tetap gigih mengusulkan agar pelaksanaan rapid test dan swab test digratiskan. Hal ini berulangkali disampaikan dalam setiap pandangan umum (PU) fraksi.

Sementara pihak eksekutif menyatakan, rapid test dan swab test selama ini sudah gratis bagi tracing kontak dan kelompok berisiko. “Kami sudah pernah sampaikan pada PU terdahulu, belum ada tanggapan dari Pak Gubernur terkait dengan rapid test dan swab,” ujar Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Bali, I Wayan Rawan Atmaja ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Bali di gedung dewan, Rabu (18/11).

Menurut Rawan, usulan rapid test dan swab gratis bagi masyarakat tidak lepas dari kondisi perekonomian Bali yang kini terpuruk akibat pandemi Covid-19. Jangankan untuk melakukan rapid test, masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja kesulitan.

Baca juga:  Rapid Test Kembali Digelar di GOR Swecapura

Sementara upaya testing atau pemeriksaan Covid-19 secara masif merupakan salah satu cara untuk menekan penyebaran wabah. “Untuk itu, kami di dewan menekankan kepada eksekutif untuk menganggarkan rapid test dan swab gratis,” jelas Anggota Komisi IV ini.

Rawan menambahkan, rapid test dan pemeriksaan swab jangan hanya dilakukan terhadap yang sakit. Mengingat, orang yang sehat juga belum dapat dipastikan bebas dari Covid-19.

Itu sebabnya, ada istilah OTG atau Orang Tanpa Gejala. Di sisi lain, pihaknya memaklumi jika swab dan rapid test dikenakan biaya untuk para pelaku perjalanan. “Kalau orang sudah berani pergi, otomatis dia sudah punya bekal. Tapi (swab dan rapid test gratis, red) untuk masyarakat kita, untuk bisa lebih rajin mengecek dirinya,” paparnya.

Baca juga:  Kunjungan Wisman Tertinggi Sejak Pandemi, Didominasi 5 Negara

Fraksi Golkar, lanjut Rawan, siap menyetujui alokasi anggaran untuk swab dan rapid test gratis. Khususnya lewat alokasi anggaran Belanja Tidak Terduga yang selama ini dikatakan cenderung tidak terpakai.

Kemudian, ada pos anggaran lain yang juga bisa dialokasikan untuk itu. Misalnya, anggaran pendidikan karena sekarang siswa masih belajar dari rumah.

Dengan harapan, mata rantai penyebaran Covid-19 dapat segera diputus sehingga kehidupan masyarakat bisa kembali normal.

Diwawancara terpisah, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan, swab dan rapid test selama ini tidak pernah berbayar sepanjang untuk penanganan Covid-19 oleh Satgas. Hal ini pun sudah terus diklarifikasi oleh eksekutif.

Baca juga:  Dewan Pengawas dan Direksi Perusda Dirombak, Terima Gaji Kalau Sudah Untung

Pemeriksaan yang dikenai biaya hanya untuk kebutuhan pribadi, seperti para pelaku perjalanan. “Kami, Pemprov masih menghadapi kendala anggaran untuk memenuhi kebutuhan setiap orang di luar kepentingan penanganan COVID-19,” ujarnya.

Dewa Indra berharap pandemi cepat berlalu. Apalagi pemerintah pusat sudah menyatakan bahwa vaksinasi akan segera bisa dilakukan.

Obat untuk COVID-19 pun diharapkan dapat segera ditemukan. Kalau obat dan vaksin sudah tersedia, maka separuh penanganan COVID-19 bisa diatasi. “Mengenai swab ini kalau memang masih harus terus dilanjutkan setelah adanya vaksin, ya kita lanjutkan,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *