JAKARTA, BALIPOST.com – Pengujian secara klinis kandidat vaksin COVID-19 dari Sinovac terus dilakukan di Indonesia. Pada tahap 3 ini, sudah ada 1.620 relawan yang disuntikkan vaksin ini.
Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito dalam siaran persnya di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (19/11), uji klinis terhadap seribuan relawan di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, tidak menemukan adanya gejala ikutan pasca imunisasi (KIPI). Ia mengungkapkan hanya ditemukan gejala ringan pascapenyuntikan. Yakni nyeri dan pegal-pegal otot pada bekas suntikan.
“Tidak ditemukan efek samping serius karena vaksin maupun vaksinasi. Kami akan terus memantau perkembangan uji klinis dan perkembangan status kehalalannya,” sebut Wiku.
Sementara itu, terkait vaksin COVID-19 karya anak bangsa, Vaksin Merah Putih, saat ini sedang dikembangkan 6 perguruan tinggi dan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia. Diharapkan bibit Vaksin Merah Putih dapat diserahkan kepada PT Bio Farma pada tahun 2021. Selanjutnya Bio Farma akan melakukan uji klinis tahap 1 sampai 3.
“Jika seluruh tahapan uji klinis berjalan dengan baik, maka izin edar diproyeksikan diperoleh pada akhir tahun 2021, dan akan didistribusikan pada awal tahun 2022,” urainya.
Pemerintah juga berupaya agar program vaksinasi dapat segera berjalan. Hal ini diwujudkan melalui simulasi vaksinasi yang ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (18/11) di Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat.
Simulasi ini merupakan upaya memastikan kesiapan masyarakat dalam melakukan vaksinasi. Bahwa program vaksinasi sangat bergantung pada proses pengembangan vaksin yang akan digunakan.
Saat ini berbagai kandidat vaksin yang digunakan pada tahap uji klinis, untuk memastikan keamanan, efektivitas dan dosis aman yang dapat digunakan. “Sesuai yang sudah disampaikan Presiden, kami berharap vaksinasi massal dapat dilakukan secepatnya jika vaksin sudah siap,” katanya. (Diah Dewi/balipost)