JAKARTA, BALIPOST.com – Selama sepekan ini, Satgas Penanganan COVID-19 Nasional mencatat adanya perkembangan membaik signifikan untuk jumlah kasus aktif secara nasional. Bahkan terdapat 61 persen kabupaten/kota di Indonesia yang jumlah kasus aktifnya ada di bawah 50.
Dalam keterangan persnya yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (19/11), Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito, mengatakan jumlah kasus aktif di Indonesia per 19 November 2020 berada di angka 61.306 kasus atau 12,67 persen. Angka ini masih lebih rendah dari rata-rata dunia sebesar 28,02 persen.
Sedangkan penambahan kasus positif sebanyak 4.798 kasus. Jumlah kasus sembuh sebanyak 406.612 atau 84 persen dibandingkan rata-rata dunia 69,58 persen. Untuk jumlah pasien meninggal 15.600 kasus atau 3,2 persen dibandingkan rata-rata dunia 2,39 persen.
Melihat perkembangan kasus aktif di Indonesia pekan ini, mengalami perkembangan kearah yang signifikan membaik. Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, 319 kabupaten/kota atau 61,8 persen memiliki kasus aktif kurang dari 50 kasus. “Ini artinya sebagian besar wilayah di Indonesia memiliki kasus aktif yang tinggal sedikit,” ungkapnya.
Pada 319 kabupaten/kota ini, ia meminta agar terus meningkatkan penanganan COVID-19 dan kualitas pelayanan kesehatannya. Agar kasus aktifnya dapat terus berkurang bahkan tidak ada kasus aktif sama sekali.
Selain itu dalam perkembangan mingguan, terlihat tren pengurangan jumlah kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif lebih dari 1.000 kasus. Dibandingkan pekan lalu terdapat 12 kabupaten/kota, dan pekan ini berkurang menjadi 9 kabupaten/kota. “Hal ini mencerminkan kita bertahan di situasi serba sulit, yaitu kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat. Ternyata upaya selama 8 bulan ini membuahkan hasil sikap responsif dan tanggap yang meningkat. Ini adalah capaian yang positif (baik),” ujarnya.
Sebaliknya, perhatian utama perlu diberikan pada 9 kabupaten/kota lebih dari 1.000 kasus. Karena 9 kabupaten/kota ini menyumbangkan kasus aktif sebesar 22 persen dari kasus aktif nasional.
Wiku lanjut menyebutkan 9 kabupaten/kota dengan kasus aktif urutan teratas. Yakni Kota Jayapura 2.446 kasus, Kota Bekasi 2000 kasus, Jakarta Timur 1.538 kasus, Kota Padang 1.524 kasus, Jakarta Selatan 1.309 kasus, Bekasi 1.252 kasus, Jakarta Barat 1.134 kasus, Kota Depok 1.096 kasus dan Kota Pekanbaru 1.036 kasus.
Jika penanganan dilakukan secara maksimal, maka kasus aktif di 9 kabupaten/kota ini dapat menurun, dan dapat berkontribusi signifikan terhadap jumlah kasus aktif secara nasional. “Mohon kepada walikota dan bupati 9 kabupaten/kota tersebut untuk benar-benar meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Sehingga kasus yang ada menjadi sembuh seluruhnya,” pesan Wiku.
Ia juga berpesan pada 9 kabupaten/kota yang dimaksud bisa mengikuti jejak kabupaten/kota yang berhasil menekan angka kasus aktif di bawah 1.000 kasus. Hal ini bisa menjadi pendorong agar 9 kabupaten/kota tersebut menjadi kontributor untuk terus menekan jumlah kasus aktif. “Semoga untuk minggu-minggu kedepannya, baik angka jumlah kabupaten/kota dengan aksus aktif terbanyak, maupun jumlah kasus aktif di daerah semakin mengecil bahkan menjadi nol,” harapnya. (Subrata/balipost)