Penutupan kursus pelatih lisensi D nasional, Minggu (22/11). (BP/nel)

DENPASAR, BALIPOST.com – Mantan pesepak bola profesional Anggo Julian mewakili rekan-rekannya sebagai peserta kursus pelatih sepak bola lisensi D nasional, meminta supaya kursus pelatih dilanjutkan ke jenjang berikutnya, seperti lisensi C dan seterusnya. Soalnya, ilmu yang didapatkan selama kursus sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang ingin menggeluti profesi pelatih.

Anggo Julian melontarkan hal itu, pada penutupan kursus pelatih lisensi D nasional, di Hotel Guntur Denpasar, Minggu (22/11). Anggo merasakan dirinya bersama peserta lainnya sangat bersyukur bisa mengikuti kursus secara gratis, sebab seluruh biaya ditanggung KONI Denpasar.

Selain Anggo, mantan pesepak bola profesional yang ikut kursus pelatih adalah Nengah ‘Repot’ Sulendra, dan Asep Tri Wahono.

Baca juga:  Varian Baru COVID-19 Makin Banyak, Vaksinasi Disebut Masih Efektif

Ketua Umum KONI Denpasar IB. Toni Astawa menuturkan, induk organisasi olahraga yang dipimpinnya, menerima kucuran dana hibah dari Pemkot Denpasar. Untuk tahun 2020 ini anggaran banyak tersedot pada penanggulangan pandemi COVID-19.

Oleh sebab itu, kemungkinan besar pasa 2021 anggaran KONI semakin berkurang. Ia mendukung program kursus pelatih, sebab dalam pengembangan olahraga juga diperlukan pembinaan prestasi (Binpres). “Salah satu wujud Binpres adalah pendidikan dan latihan (Diklat). Diklat inilah merupakan salah satu wujud kursus pelatih, dan kursus serupa bisa diikuti cabor-cabor lainnya,” tutur IB. Toni Astawa.

Hadir dalam penutupan, Ketua Askot PSSI Denpasar AAN. Garga Candra Gupta, serta dua exco I Gusti Lanang Rai dan Made Diatmika.

Baca juga:  Satpol PP Badung Tindak Tegas Akomodasi Liar

Ketua Asprov PSSI Bali Ketut Suardana menegaskan, dirinya sempat berbincang-bincang dengan PSSI Pusat, serta Menpora Zainudin Amali. Intinya, Bali sangat cocok untuk pusat pelatihan kursus pelatih maupun wasit sepak bola.

Hanya, di Pulau Dewata ini terkendala sarana lapangan. “Bali semestinya menjadi tuan rumah kursus pelatih lisensi A, namun fasilitas lapangan kurang memadai hingga dipindahkan ke provinsi lain,” ucap Suardana.

Oleh sebab itu, dia berharap ke depan renovasi empat lapangan yakni Stadion Ngurah Rai, Kompyang Sujana, Samudra Kuta dan Tri Cakti Legian, semoga menemui standar internasional atau FIFA. Ia menginginkan, peserta kursus menyaksikan laga Piala Dunia U-20, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Mei-Juni 2021. “Jika pelatih sepak bola menonton laga Piala Dunia, otomatis mendapatkan teknik, taktik dan strategi modern dari persepakbolaan dunia,” pesan Suardana.

Baca juga:  Beras Tak Layak Konsumsi, Bulog Sarankan Penerima Bisa Mengembalikan

Kursus digelar sejak Senin (16/11) sampai dengan Minggu (22/11), pemberi materi Wolfgang Pikal, dibantu dua asisten Wayan Sukadana dan Komang Mariawan. Sukadana menandaskan, pascakursus akan dilanjutkan saling tukar pikiran dan pertemuan rutin tiap bulan. Tujuannya, untuk saling menerapkan ilmu, berikut melakukan evaluasi kinerja pelatih. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *