MATARAM, BALIPOST.com – Dampak pandemi COVID-19 sangat terasa pada sektor pariwisata. Seperti halnya pariwisata Bali yang terpuruk, pariwisata Lombok, NTB pun bernasib sama.
Kendati, kondisinya masih lebih baik bila dibandingkan Pulau Dewata. “Di awal-awal juga sepi, tapi sekarang sudah agak lumayan. Hotel-hotel sudah banyak yang buka. Tadinya kan tutup, cuma tidak sesepi Bali,” ujar Kepala Bagian Umum dan Humas DPRD Provinsi NTB, Baiq Zuhar Parhi disela-sela menerima rombongan Pejabat dan Staf Sekretariat DPRD Bali serta wartawan di Gedung DPRD Provinsi NTB, Jumat (27/11).
Baiq mengaku sempat berlibur ke Bali bersama keluarganya pada pekan lalu. Disitulah, ia betul-betul merasakan keterpurukan Pulau Dewata di masa pandemi Covid-19.
Khususnya lagi di Kuta, disebut berubah drastis dari destinasi yang begitu indah dan ramai menjadi amat sangat sepi pengunjung. Bahkan dari pengamatannya, lebih banyak yang menjaga toko ditengah kegelapan. Padahal biasanya, Kuta selalu terang benderang dan membuat yang datang seperti merasa ada di luar negeri.
“Saya ngerasain jalan di Kuta, nggak ada macetnya, sepi, gelap lagi kalau malam-malam. Rindu banget Bali sebelum pandemi, sekalipun macet tapi suasananya hidup,” jelas perempuan yang sebelum pandemi melanda juga sudah sering datang ke Bali.
Melihat kondisi tersebut, Baiq pun mengajak semua rekannya untuk berlibur ke Bali. Terlebih sekarang sudah memasuki akhir tahun. Pariwisata Bali pun sebetulnya turut memberikan imbas kepada pariwisata Lombok.
Sebab, wisatawan yang datang ke Bali biasanya melanjutkan kunjungannya ke Lombok. Utamanya Gili Trawangan yang dominan dikunjungi wisatawan mancanegara. Saat ini, Gili Trawangan juga belum “hidup” lagi karena Bali pun masih terpuruk.
“Entah itu dia nyebrang lewat Gili Trawangan, atau dia lewat Bandara Internasional, pasti dari Bali ke Lombok, dari Lombok ke Bali. Tadinya seperti itu. Sekarang kita kena imbas juga, Bali sepi kita juga ngerasain sepi,” paparnya. (Rindra Devita/balipost)