SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pembangunan pengendalian banjir Tukad Unda, Kecamatan Dawan, Klungkung, akhirnya bisa terwujud tahun ini. Aktor penting di balik terwujudnya rencana ini adalah Gubernur Bali, Wayan Koster.
Rencana ini bisa terealisasi setelah bertahun-tahun rencana ini mandeg, dengan ragam alasan dan kendala. Pembangunan pengendalian banjir ini akan dikerjakan dengan sistem multiyears, bersumber dari APBN Kementrian PUPR senilai Rp 6,5 miliar.
Pengerjaannya diawali dengan ground breaking Pengerjaan Pengendalian Banjir Tukad Unda oleh Gubernur Bali Wayan Koster persis di bawah Jembatan Panjang Tukad Unda, didampingi pejabat terkait, Senin (30/11). “Apa yang diimpikan oleh warga selama ini segera terwujud, setelah lama bertahun-tahun mandeg,” kata Gubernur Koster saat memberikan sambutan dalam kegiatan ground breaking ini.
Gubernur Koster menegaskan, program Pengendalian Banjir Tukad Unda ini tidak serta merta ada. Ada proses panjang dalam menginisiasi program ini sampai terealisasi.
Dalam salah satu visi pembangunannya, Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pembangunan Semesta Berencana, untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Bali sejahtera sekala niskala, maka rencana pembangunan pengendalian banjir Tukad Unda ini harus terwujud. “Salah satu programnya adalah membangun Kawasan Pusat Kebudayaan Bali. Untuk mewujudkan ini, maka harus dibuatkan sungai untuk mengalirkan airnya langsung ke laut. Konsepnya sudah dipikirkan sejak tahun 2015, untuk mengendalikan laju air sungai langsung ke laut,” kata Gubernur Koster.
Dia sempat prihatin melihat kondisi lahan seluas 300 hektar lebih ini. Kondisinya hancur. Yang tersisa hanya masalah lingkungan. Sementara yang datang hanya calo yang tidak menyelesaikan masalah, setelah lokasi eks galian C total ditutup sejak tahun 2002.
Sehingga, di lahan yang strategis ini akan diwujudkan pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, dengan anggaran pinjaman PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) senilai Rp 2,5 triliun. “Hanya Bali yang mengajukan PEN dengan konsep pembangunan seperti ini. Indah sekali. Kalau provinsi lain, hanya bangun jalan,” kata Gubernur Koster.
Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Maryadi Utama, menambahkan Tukad Unda memiliki potensi bahaya, karena dilalui aliran lahar seperti saat 1963, ketika terjadi erupsi Gunung Agung, sehingga mengakibatkan perubahan aliran sungai di bagian hilir. Melihat persoalan ini, maka diperlukan sinergi, BWS Bali-Penida, Pemprov dan Pemkab untuk melakukan pengendalian banjir ini. “Maka, kami melakukan paket pekerjaan ini, karena kerusakan diakibatkan oleh debit air yang tinggi. Anggaran mencapai Rp 6,5 miliar bersumber dari APBN Kementrian PUPR,” katanya.
Proyek ini dikerjakan di dua tempat. Pertama di lokasi di Hulu Tukad Yeh Sah, Karangasem, berupa pembangunan penguatan tebing 900 meter dan 2 Cek Dam. Kedua, pengerjaan di Tukad Unda, Klungkung, berupa pembangunan penyangga tebing setinggi 350 meter, beberapa tanggul hingga pengendali muara.
Dengan pembangunan ini diharapkan mampu mengendalikan banjir Tukad Unda, dan mampu mendukung pembangunan Pusat Kebudayaan Bali. Sehingga mampu mendukung program Nawacita Presiden RI Joko Widodo dan program Nangun Sat Kerthi Loka Bali Provinsi Bali. (Bagiarta/balipost)