Ilustrasi. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Tingkat konsumsi ikan masyarakat Bangli baru mencapai 30,66 kg/kapita per tahun. Masih rendah jika dibandingkan target tingkat komsumsi ikan nasional 34 kg/kapita per tahun.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengakui hal itu Selasa (1/12). Dikatakan pihaknya sudah berupaya untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat melalui berbagai kegiatan seperti sosialisasi dan gerakan makan ikan bersama.

Baca juga:  Wabup Suiasa: Jaga Komitmen dan Konsisten Turunkan “Stunting”

Tahun ini pihaknya membagikan paket bantuan ikan segar kepada ibu hamil dan balita stunting sebanyak 2.925 paket. Tiap paketnya berisi 3 kilogram ikan nila segar dan 2 kilogram ikan lele. “Selain untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat, ini kami lakukan untuk menyerap produk dari usaha perikanan di Kabupaten Bangli,” ungkap Sarma.

Sedikitnya dibutuhkan 9 ton ikan nila dan 6 ton ikan lele untuk dibagikan ke seribu lebih ibu hamil dan balita stunting di Bangli. Untuk pembagian paket ikan ini, Dinas PKP mengeluarkan anggaran Rp 440 juta. “Pembagian saat ini sedang berlangsung sampai tanggal 4 Desember” ujarnya.

Baca juga:  'Stunting' di Badung Terendah di Indonesia

Menurut Sarma, mengonsumsi ikan penting bagi ibu hamil dan balita stunting. Karena ikan mengandung gizi tinggi dan omega tiga yang bisa meningkatkan gizi masyarakat. Ikan juga penting untuk membantu pertumbuhan bayi dan balita serta ibu hamil.

Untuk memastikan semua ibu hamil dan balita stunting kebagian paket ikan, Sarma mengaku pihaknya telah melakukan pendataan dari bawah dengan melibatkan instansi/OPD terkait, terutama Dinas Kesehatan dan dari Dinas PPKBP3A Bangli. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Stunting Tak Cuma Persoalan Tinggi Badan, Presiden Sebut Sejumlah Hal Ini yang Berbahaya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *