DENPASAR, BALIPOST.com – Pencegahan COVID-19 masih terus diupayakan setelah pandemi berlangsung selama 9 bulan di Indonesia. Menurut Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. DR. dr.
Soedjatmiko, SpA (K), Msi., ada tiga jurus yang bisa digunakan untuk mencegah penularan COVID-19.
Ketiga jurus ini dipaparkannya saat Dialog Produktif yang disiarkan langsung di kanal YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (2/12) dipantau dari Denpasar. Ia mengatakan jurus pertama adalah 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak). Kemudian 3T (tracing, testing, dan treatment). Jurus ketiga adalah vaksin.
Ia pun mengutarakan bahwa saat ini calon vaksin COViD-19 yang memasuki proses maupun sudah menyelesaikan uji klinis tahap III di dunia ini sebanyak 10 produk. Untuk di Indonesia, salah satu produk yang akan dipakai adalah produksi Biofarma yang menggunakan calon vaksin dari Sinovac.
Seperti diketahui, calon vaksin ini diuji klinis tahap III di Bandung. Sebanyak 1.620 orang dewasa sudah disuntikkan vaksin ini dengan dosis 3 ug sebanyak 2 kali. Kejadian ikutan pasca-imuniasasi (KIPI) adalah demam, nyeri, lemas pada beberapa orang dan hilang setelah beberapa hari.
Terkait calon vaksin ini, seluruhnya diperuntukkan bagi kelompok usia 19-59 tahun. Alasannya, mayoritas mereka yang terpapar COVID-19 ini ada di kisaran umur tersebut.
Bahkan di Indonesia, kata Soedjatmiko, sebanyak 78,3 persen yang positif COVID-19 itu berusia 19-59 tahun. Untuk pasien meninggal pun sebagian besar ada dalam kisaran umur itu, yakni mencapai 60,4 persen.
Dengan target vaksinasi yang menyasar kelompok usia 19-59 tahun ini, diharapkan mereka yang berada di umur 18 tahun ke bawah dan di atas 59 tahun bisa terlindungi tanpa vaksinasi. Sebab, sudah tercipta kekebalan imunitas lewat vaksinasi kelompok umur 19-59 tahun itu. “Tapi tentunya dengan tetap patuh pada 3M dan 3T,” tegasnya. (Diah Dewi/balipost)