DENPASAR, BALIPOST.com – KONI Bali telah dua kali menggelar tes fisik kepada atlet PON. Tes fisik pertama digelar pada 28 Februari, hasilnya tingkat kebugaran atlet PON malah terpuruk mencapai 64 persen di bawah standar. Justru di saat pandemi covid-19, para atlet PON mampu menekan angka dan hanya tinggal 51 persen, yang dinyatakan tingkat kebugarannya di bawah rata-rata.
Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, usai menerima tim Ganesha Sport Centre Singaraja, Kamis (3/12) mengemukakan, tes tahap kedua dilaksanakan pada 14 November, dari total 251 atlet PON yang hadir 203 atlet, dan hasilnya sungguh menakjubkan. “Saya malah tidak menyangka, jika hasil tes fisik ini semakin menunjukkan lonjakan fisik dan staminanya,” ujar Suwandi.
Dijelaskannya, tim Ganesha Sport Centre dari Undiksha Singaraja, dipercaya menangani fisik atlet PON. Tim Ganesha Sport Centre yang dipimpin Sekretaris Ketut Candra Adinata Kusuma, melaporkan hasil tes fisik kepada KONI Bali, Kamis (3/12).
Suwandi mengakui, hasil tes fisik ini membuat dirinya akan mengajukan program-program yang kompeten, bagi atlet PON yang akan berlaga ke Papua. “Kami akan melakukan langkah-langkah yang konkrit, demi kemajuan fisik dan stamina atlet PON, utamanya sebelum berlaga pada PON di Bumi Cendrawasih,” kata Suwandi.
Pada bagian lain, Sekum KONI Bali IGN Oka Darmawan menambahkan, atlet PON tak seluruhnya bisa menghadiri tes fisik. Soalnya, sebagian dari mereka ada yang menghuni Pelatnas atau tinggal di luar Bali. Yang jelas, kata dia, tim Ganesha Sport Centre telah menerapkan 16 kriteria, guna mengukur kebugaran tubuh atlet.
Oka Darmawan mengklasifikasi, dari 28 cabor yang lolos ke PON Papua, bisa dibagi cabor permainan, terukur, bela diri dan akurasi. “Seluruh cabor sudah memiliki tolok ukur masing-masing, dan tim Ganesha sudah memahaminya. Misalnya, atlet cabor bela diri dan atletik tentu standar fisiknya berbeda, dibandingkan catur,” ucapnya.
Dia menegaskan, data kenaikan fisik secara persentase ini masih sebatas global. “Untuk menguraikan dan merinci lagi cabor-cabor yang perlu digenjot fisiknya, kami harus melibatkan Binpres dan Litbang,” tuturnya. Ia berharap, bagi pelatih cabor, berdasarkan hasil tes ini, bisa mengevaluasi pola latihan atletnya, mengingat waktu pelaksanaan PON masih tersisa 10 bulan. “Kami akan menggelar tes fisik lagi, pada Maret-April 2021,” jelasnya. (Daniel Fajry/Balipost)