Suasana atlet PON mengikuti tes psikologi di KONI Bali, Jumat (4/12). (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Di antara 251 atlet Bali yang lolos ke PON Papua, tercatat 100 atlet menjalani tes psikologi di KONI Bali, Jumat (4/12). Mereka harus mengikuti serangkaian tes psikologi yang melibatkan tim psikologi dari Unud. Tujuannya, untuk memadukan antara hasil tes psikologi ditambah hasil tes fisik, sehingga bisa disimpulkan tingkat kebugaran atlet maupun mentalnya.

Oleh karena saat ini masih dalam situasi pandemi covid-19, maka tes psikologi juga harus mengikuti protokol kesehatan. Bahkan, tes psikologi dibagi dalam tiga sesi, mulai pukul 08.00-11.00, kemudian disusul 11.00-14.00 dan tahap ketiga mulai pukul 14.00-17.00.

Baca juga:  Kembangkan Sektor Lain yang "Inline" Pariwisata

Bahkan, menurut Wakil Ketua II KONI Bali Maryoto Subekti, para peserta tes psikologi wajib mengikuti prokes, misalnya rajin mencuci tangan, kemudian memakai masker, serta menjaga jarak. “Oleh karena saat ini masa pandemi covid-19, kami harus menerapkan prokes guna mencegah wabah virus corona. Di saat jedah, kami juga rutin melakukan penyemprotan ruangan,” papar Maryoto.

Dijelaskannya, sebelumnya hasil tes fisik menunjukkan bahwa pada tes fisik tahap I, kondisi fisik dan stamina atlet PON menunjukkan 64 persen berada di bawah standar. Selanjutnya, hasil tes fisik kedua mengungkapkan justru di saat pandemi covid-19, terjadi peningkatan dan tingkat kebugaran atlet yang masih di bawah standar tersisa 51 persen.

Baca juga:  Yayasan Handayani Bangga dengan Kesuksesan Alumni STIMI HANDAYANI

Langkah berikutnya, kata Maryoto, hasil dari tes psikologi ini diharapkan bisa mencerminkan segi psikologis atlet di saat wabah virus corona. “Berdasarkan hasil tes fisik ditunjang hasil tes psikologi ini, kami baru bisa menyimpulkan kondisi atlet PON,” ungkap dia.

Atas hasil ini, pihaknya berniat menguraikan dan merinci lagi terhadap tiap cabor, guna mengetahui secara valid tentang kebugaran, berikut kondisi psikologis atlet. “Melalui perpaduan antara tes fisik dan uji psikologi ini, kami melanjutkan kepada para pelatih cabor,” tukasnya.

Baca juga:  Atlet Cricket yang Perkuat Papua di Kejurnas Balik Bela Bali

Ia mengharapkan, pelatih cabor bisa memberikan program latihan maupun motivasi kepada atletnya, bertujuan meningkatkan prestasi atlet dan puncak penampilannya pada PON di Papua 2021. “Kami ingin sisa waktu 10 bulan ini para pelatih bisa menggenjot fisik, berikut memberikan motivasi kepada atletnya demi meraih prestasi gemilang, pada PON di Bumi Cendrawasih,” jelasnya. (Daniel Fajry/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *