Ristek BRIN dan UNBI mendorong UMKM Bali bangkit di era new normal. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Universitas Bali Internasional (UNBI), yang belum lama ini berubah status menjadi universitas, tidak tinggal diam. UNBI tetap aktif dan produktif melakukan perannya dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Tim Dosen PKM Apt. I Gusti Ngurah Agung Windra Wartana Putra, S.Farm., M.Sc mengatakan, Covid-19 telah memberi pukulan keras tidak hanya bagi perusahaan besar yang ada di Indonesia, namun juga bagi kelompok pelaku usaha kecil menengah (UKM). Salah satu UKM yang terdampak di Bali yaitu UD Bungan Jepun.

Melalui program skema UKM Indonesia Bangkit –less contact economy, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek-BRIN) bersama UNBI terjun langsung ke lapangan untuk mengidentifikasi permasalahan yang tengah dihadapi UKM, khususnya UD Bungan Jepun. Selain mengidentifikasi permasalahan, tim PKM UNBI yang terdiri dari Apt. I Gusti Ngurah Agung Windra Wartana Putra, S.Farm., M.Sc., Ni Putu Rahayu Artini, S.Si., M.Si., I Nyoman Mahayasa Adiputra, S.Kom., M.T ., dan Vitalia Fina Carla Rettobjaan, S.M., M.M yang merupakan dosen Universitas Bali Internasional juga memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan melakukan transfer teknologi produksi dan informasi.

Baca juga:  UNBI Siapkan Kurikulum Sesuai Kebutuhan Dunia Kerja

“Dalam situasi ini pemerintah dan perguruan tinggi tentunya harus hadir untuk mengabdi di tengah keresahan dan kegelisahan UKM yang tengah berjuang dalam memasuki era new normal untuk memberikan solusi,” ungkapnya.

Agung Windra menuturkan, UKM pendukung pariwisata ini bergerak dalam bidang kosmetik dengan membuat produk produk amenities hotel dan spa seperti sabun cair, shampoo, bath foam, bath salt, essential oil massage, dan lain sebagainya. “Sejak adanya COVID-19, usaha ini sulit untuk mendapatkan pesanan karena adanya pembatasan jarak dan mobilitas di era pandemi,” ujarnya.

Baca juga:  Bandara Ngurah Rai Tutup 24 Jam, Ini Jumlah Penerbangan Tak Beroperasi

Di samping itu adanya kenaikan dan kelangkaan bahan baku dan bahan penunjang produksi lainnya membuat situasi makin terjepit. Kelangkaan bahan baku seperti etanol membuat harga etanol atau alkohol tersebut melonjak.

Untuk menghadapi permasalahan ini, UNBI mendorong UD Bungan Jepun untuk memproduksi sendiri alkohol sehingga mendapatkan bahan baku etanol dengan biaya yang terjangkau. Etanol ini digunakan UD Bungan Jepun untuk memproduksi hand sanitizer yang sedang dibutuhkan di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga:  UNBI Gelar PKKMB 2021

Selain kesulitan bahan baku, UD Bungan Jepun juga mengalami kesulitan dalam pemasaran, mengingat adanya keterbatasan pertemuan tatap muka dengan customer. Oleh karena itu, tim dosen PKM UNBI melakukan transfer teknologi informasi, sehingga UD Bungan Jepun dapat melakukan promosi, dan transaksi secara digital.

Dengan program yang di jalankan di tengah pandemi ini, UD Bungan Jepun dapat bertahan, bangkit dan terus maju untuk mendukung pergerakan perekonomian di Bali dan berujung pada pemulihan ekonomi nasional. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *