Ilustrasi. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perhatian pemerintah terhadap para pelaku pariwisata di Bali dinilai baru sebatas pada hotel dan restoran. Sedangkan agen atau biro perjalanan wisata yang tergabung dalam ASITA luput dari bantuan dan stimulus.

Padahal, ASITA juga merupakan komponen penting dalam pariwisata Bali. “ASITA adalah salah satu komponen penting di dalam pariwisata kita. Tanpa adanya ASITA, wisatawan tidak ada yang masuk ke Bali. Tapi perhatian kita belum kepada ASITA,” ujar Ketua Komisi II DPRD Bali, IGK Kresna Budi usai menggelar Rapat Kerja dengan Bank BPD Bali, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, dan ASITA Bali di gedung dewan, Selasa (8/12).

Baca juga:  Gubernur Koster Ucapkan Terimakasih Lancarnya Pilgub Bali dan Pemilu 2019

Kresna Budi juga mengaku lalai lantaran alokasi anggaran untuk ASITA selama ini memang nol. Pihaknya berharap Pemprov Bali dapat memberikan perhatian dan bantuan untuk ASITA Bali.

Paling tidak ada program di Dinas Pariwisata untuk memberikan biaya promosi kepada ASITA. Disamping ada titik temu antara DPRD Bali, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat, sehingga apa yang menjadi keluhan ASITA bisa dipahami bersama.

“Beliau-beliau ini adalah ujung tombak daripada pariwisata Bali. Nanti kita anggarkan lah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPD ASITA Bali Komang Takuaki Banuartha mengatakan, memang ada banyak masukan dari travel agent terutama anggota ASITA terkait stimulus. Khususnya stimulus dari Kementrian Pariwisata.

Baca juga:  Vaksinasi COVID-19, Segini Jumlah Anak Usia 6-11 Tahun di Bali

Kendati pihaknya sebetulnya tidak menuntut, lantaran pemberian stimulus pasti disertai dengan pertimbangan-pertimbangan. “Tapi kami meminta kepada Komisi II untuk membantu menjembatani ke BPD agar bisa memberikan kemudahan bantuan lunak kepada pelaku biro perjalanan wisata,” ujarnya.

Seperti halnya hotel dan restoran, lanjut Komang Takuaki, biro perjalanan wisata di Bali juga mengalami kesusahan lantaran terdampak pandemi COVID-19. Kendati demikian, pihaknya berupaya bangkit dengan merancang program untuk dijalankan pada saat Bali kembali dibuka untuk wisatawan mancanegara.

Baca juga:  Berkeliaran di Luar Hotel saat Nyepi, Lima Wisatawan Dikenai Sanksi

Oleh karena itu, ASITA kini juga mempererat sinergi dengan pemerintah disamping merangkul semua anggota. “Begitu Bali dibuka, kita akan membuat kegiatan untuk mengangkat kembali pariwisata Bali. Kami meminta juga kepada Komisi II agar bisa memberikan bantuan, support, dukungan maupun dana nantinya untuk kita melakukan promosi,” paparnya.

Komang Takuaki berharap pemerintah dapat segera membuka penerbangan internasional dari dan ke Bali. Terlebih dengan adanya sertifikasi dan protokol kesehatan yang sudah diterapkan pelaku pariwisata di Pulau Dewata. “Tamu belum tentu segera datang, cuma kita minta kebijakan tersebut. Dibuka saja,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *