Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kedisiplinan protokol kesehatan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak), 3T (Testing, Tracing, Treatment) dan vaksinasi merupakan pilar pengendalian untuk mengakhiri pandemi.

Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa vaksin merupakan salah satu dari tiga strategi WHO untuk menangani pandemi. Pertama adalah perubahan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan 3T (tracing, testing, dan treatment). Kedua adalah perawatan di Rumah Sakit atau therapheutic bagi yang sudah sakit. Ketiga adalah strategi vaksinasi untuk orang-orang yang masih sehat.

“Oleh karena itu, saya menekankan bahwa seluruh masyarakat harus memahami, ketiganya harus dilakukan secara bersamaan, tidak bisa hanya salah satu. Kita harus melakukan 3M, 3T, meningkatkan kemampuan perawatan RS kita dan mendapatkan vaksin untuk disuntikkan kepada masyarakat,” katanya.

Terkait kedatangan vaksin, dilakukan secara bertahap. Saat ini, sudah ada 1,2 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi tiba di Indonesia. Dalam bulan Desember ini juga 1,8 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi akan datang lagi ditambah 15 dosis juta dalam bentuk bahan baku curah, katanya Budi Gunadi Sadikin.

Baca juga:  Bali Masuk Daftar 30 Situs Warisan Dunia UNESCO Terpopuler

Kemudian akan ada 30 juta dosis bahan baku vaksin akan tiba Januari 2021, yang nantinya akan diproses menjadi 24 juta vaksin jadi oleh PT. Bio Farma yang akan jadi pada bulan setelahnya. Per 7 Desember 2020, pemerintah Indonesia juga telah memberikan konfirmasi kepada GAVI sebagai penyedia vaksin untuk berpartisipasi, membuka akses untuk 20% dari populasi rakyat Indonesia agar bisa mendapatkan vaksin dengan harga yang baik melalui kerja sama multilateral dengan WHO.

“Walau vaksin sudah mulai tiba, proses dimulainya vaksinasi akan dilakukan setelah izin penggunaan dikeluarkan oleh Badan POM,” pungkas Budi Gunadi Sadikin.

Ia melanjutkan bahwa sektor kesehatan merupakan kunci utama dari pemulihan ekonomi. Yang dilakukan di satgas PEN tidak mungkin berhasil selama kesehatan belum pulih kembali. Program PEN membantu mengganjal agar selama di sektor kesehatan belum pulih, masyarakat masih bisa hidup dengan kecukupan. Pemerintah tidak bisa melakukan sendiri, namun membutuhkan dukungan dari masyarakat Indonesia untuk bersama-sama dapat menangani pandemi.

Baca juga:  Objek Wisata Tutup Sementara, Pukulan Berat bagi Pelaku Pariwisata Badung

“Ini bukan sesuatu yang sifatnya eksklusif, ini harus merupakan sesuatu sifatnya inklusif dan tidak mungkin berhasil sebagai program pemerintah semata. Ini akan berhasil jika kita melihatnya sebagai gerakan dari seluruh masyarakat Indonesia,” tutupnya.

Sementara Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengingatkan bahwa kedisiplinan 3M juga harus dijalani walau masyarakat nanti divaksinasi COVID-19. Disiplin protokol kesehatan adalah hal mutlak yang harus menjadi perhatian bagi segenap elemen masyarakat sebagai garda terdepan dalam upaya memutus mata rantai penularan COVID-19.

Ia juga menegaskan, masyarakat harus memperketat protokol kesehatan dan mewaspadai kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan di bulan Desember ini. “Kita harus waspadai tahapan pemungutan suara Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2020 sampai proses penyelesaian sengketa di MK yang terjadwal hingga tanggal 26 Desember. Kemudian aktivitas pada cuti bersama Libur Natal dari tanggal 24 -27 Desember 2020. Kemudian cuti bersama Libur Tahun Baru dari 31 Desember 2020 sampai 3 Januari 2021,” katanya.

Baca juga:  Warga Keluarkan Puluhan Juta Rupiah Untuk Beli SAR

Pada tanggal kritis tersebut, disiplin protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan) sangat diutamakan. “Pelajaran peningkatan angka kasus pasca liburan panjang menjadi hal penting untuk kita perhatikan bersama agar tidak terulang di titik-titik kritis tersebut” ujarnya.

Per awal pekan ini, terjadi peningkatan tren kasus aktif sebesar 2,29%, yang dipicu libur panjang pada akhir Oktober dan aktivitas kerumunan dalam jumlah besar di awal dan pertengahan November lalu. (Agung Dharmada/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *