GIANYAR, BALIPOST.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar berencana menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) mulai awal 2021. Upaya ini didasarkan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, I Wayan Sadra pada Selasa (8/12) menjelaskan pihaknya hanya mengikuti petunjuk yang didasarkan pada SKB 4 Menteri. SKB tersebut terkait proses pembelajaran diserahkan ke daerah. “Karena yang mengatur dan mengetahui kondisi di lapangan adalah daerah masing-masing. Untuk di Gianyar sendiri, itu juga jadi acuan pada surat edaran sekaligus sebagai pedoman,” jelasnya.
Pembelajaran tatap muka itu akan dilakukan mulai 1 Januari 2021 hingga Maret. Dari jumlah siswa, 50 persennya digelar secara tatap muka dan 50 persen secara daring yang dirolling setiap mata pelajaran.
Jika dirasa aman, tidak menutup kemungkinan PTM dilakukan oleh seluruh siswa yang ada. “Pembelajaran tatap muka ini akan dilakukan selama dua bulan. Mudah-mudahan selama dua bulan itu nantinya tidak ada permasalahan. Dipastikan April kita langsung tatap muka penuh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” jabarnya.
Menghindari kerumuman di sekolah selama proses belajar tersebut, Disdik akan memberlakukan penghapusan jam istirahat. Juga dipastikan tidak ada kantin yang buka. “Tidak ada jam istirahat, kantin harus tutup semua. Itu dilakukan supaya Juknis yang ada di sekolah-sekolah diterapkan,” katanya.
Selain itu sebelum proses PTM dilakukan, Disdik Gianyar juga telah menyebarkan blanko ke orangtua siswa, komite hingga sekolah itu sendiri. Menyetujui apa tidak jika dilangsungkan pembelajaran tatap muka.
Jika ada orangtua siswa menyetujui, anaknya akan mengikuti secara langsung. “Sedangkan bagi yang tidak menyetujui, maka akan dilakukan secara daring,” katanya.
Ditambahkan selama proses ini, Disdik Gianyar tetap menekankan proses pembelajaran menerapakan protokol kesehatan dengan ketat. “Yaitu menerapkan 3 M. Wajib menggunakan masker, wajib mencuci tangan di air mengalir menggunakan sabun, dan wajib menjaga jarak,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)