Petugas mengerjakan sampel swab di Lab PCR. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – RSUD Tabanan sebagai salah satu rumah sakit rujukan pasien COVID-19 terus berupaya meningkatkan pelayanan. Apalagi belakangan ini gerakan 3T yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) massif dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Tabanan.

Bahkan untuk cepat mendeteksi sampel pasien, RSUD Tabanan telah dilengkapi dua mesin PCR (Polymerase Chain Reaction). Terbaru satu unit bantuan dari pemerintah pusat berkapasitas 94 sampel sekali running.

Sayangnya, sejak pekan lalu mesin tersebut mengalami kerusakan di bagian detektor. Alhasil, kapasitas pemeriksaan sampel menjadi berkurang. Khususnya, untuk sampel contact tracing terpaksa dikirim ke lab kesehatan.

Baca juga:  Jangan Sampai Menularkan COVID-19 ke Orang Lain

Sebab, satu mesin lainnya berkapasitas 60 sampel per hari, hanya dikhususkan untuk sampel pasien di rumah sakit pemerintah/swasta di Tabanan saja.

Direktur BRSU Tabanan, dr I Nyoman Susila menjelaskan, kerusakan salah satu mesin PCR tentunya membuat berkurangnya kapasitas pemeriksaan sampel. Biasanya bisa untuk uji 248 sampel  dengan pemberlakuan 2 shift, kini pemeriksaan sampel hanya bisa dilakukan untuk 60 sampel dalam dua kali running.

Baca juga:  Hari Keempat, Kasus COVID-19 Nasional Masih Tambah Seribuan Orang

Itupun khusus untuk pasien di Tabanan, sedangkan untuk pemeriksaan sampel hasil penelusuran, pihak rumah sakit terpaksa mengirim ke Lab Kesehatan. “Terkait kerusakan ini, kami sudah langsung melaporkan untuk segera bisa ditindaklanjuti oleh BNPB, dan bersyukur Sabtu (12/12) mesin pengganti sudah datang,” terangnya, Minggu (13/12).

Dengan datangnya mesin pengganti tersebut, pihaknya akan segera melakukan instalasi serta optimasi mulai Senin (14/12). “Jika proses berjalan lancar, dalam waktu 1-2 hari mesin PCR tersebut sudah bisa digunakan kembali,” harapnya.

Baca juga:  Tambahan Masih Tinggi, Kumulatif Kasus COVID-19 Bali Sudah Lampaui 55 Ribu

Terkait kapasitas mesin baru ini, dr Susila menyatakan belum tahu pasti, karena mesinnya baru datang. Yang jelas, setelah instalasi dan optimasi mesinnya akan bisa digunakan kembali.

Kemudian untuk dalam sehari tetap menerapkan dua shift selama ini. “Untuk pemeriksaan sampel khusus pasien Tabanan masih aman,” tandasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *