KALAMAZOO, BALIPOST.com – Amerika Serikat bersiap memulai vaksinasi COVID-19 pada Senin (14/12) waktu setempat seiring angka korban jiwa akibat penyakit itu menyentuh 300 ribu orang. Sementara itu, Jerman mengumumkan lockdown sebagian selama liburan ini karena adanya ledakan jumlah kasus COVID-19.
Dikutip dari AFP, sejumlah truk dilengkapi mesin pendingin berangkat dari fasilitas di Kalamazoo, Michigan pada Minggu (13/12). Ini merupakan bagian dari gerakan swasta untuk membantu pendistribusian vaksin ke penduduk yang rentan terkena COVID-19 di seluruh AS, beberapa hari setelah disetujuinya izin edar vaksin Pfizer-BioNTech.
Perusahaan kurir, FedEx dan UPS telah mengerahkan truk dan pesawat untuk membawa vaksin ke 50 negara bagian. Para tenaga kesehatan dan perawat di panti jompo akan menjadi kelompok pertama yang diimunisasi.
“Vaksin telah dikirim dan sedang dalam perjalanan,” kata Presiden Donald Trump dalam cuitannya di Twitter. “Cepat sembuh AS. Cepat sembuh DUNIA.”
Gubernur Kentucky, Andy Beshear, mengatakan sekarang kita percaya bahwa kelompok pertama akan divaksinasi pada Senin, kurang dari 72 jam setelah vaksin menerima izin peredaran darurat dari FDA (Food and Drug Administration) AS.
Sekitar 2,9 juta dosis vaksin siap dikirimkan pada Rabu. Pejabat berwenang mengatakan 20 juta warga AS akan menerima dua kali suntikan vaksin hingga akhir tahun ini dan 100 juta ditargetkan rampung pada Maret depan.
Saat ini AS memiliki jumlah korban jiwa tertinggi dengan angka lebih dari 299 ribu orang. AS juga memiliki jumlah kasus tertinggi di dunia dengan 16,2 juta orang terjangkit. Termasuk, lebih dari 1,5 juta kasus baru dalam seminggu terakhir.
Di dunia, kumulatif kasus mencapai 71,6 juta orang dengan setidaknya 1,6 juta korban jiwa sejak pandemi ini merebak di China pada akhir Desember 2019.
Dimulainya kampanye vaksinasi di AS dan juga Kanada, dibarengi dengan pengumuman Jerman bahwa pihaknya akan melakukan lockdown sebagian mulai Rabu. Toko-toko yang tidak menjual produk penting dan sekolah akan ditutup untuk memutus lonjakan kasus infeksi.
Pembatasan ini disetujui oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel dan pimpinan negara bagian. Penguncian sebagian ini akan berlangsung hingga 10 Januari. Perekonomian terbesar di Eropa ini telah terdampak parah dari muncul kembalinya wabah COVID-19 ini.
Bahkan, jumlah kasusnya bertambah tiga kali lipat dibandingkan munculnya wabah itu pada saat pertama kali. Tambahan harian kasus kematian pada minggu lalu mendekati 600 orang.
Italia juga kembali mengalami lonjakan kasus. Bahkan, mengambil alih Inggris sebagai negara dengan kematian pasien COVID-19 tertinggi di Eropa. Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza mengingatkan warganya bahwa peperangan belum dimenangkan, terutama dengan adanya 2 minggu libur Natal.
Negara ini mencatatkan kematian sebanyak 64.250 orang akibat COVID-19. Melampaui Inggris yang melaporkan kematian sebesar 64.267 orang. (Diah Dewi/balipost)