SINGARAJA, BALIPOST.com – Kelompok Pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng sejak Minggu (13/12) lalu menurunkan struktur terumbu karang. Tahap pertama, sebanyak 120 buah struktur terumbu karang telah diturunkan. Pemasangan struktur terumbu karang ini setelah Desa Baktiseraga menjadi salah satu desa yang menjadi peserta dalam program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) melalui Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya.
Pantauan Bali Post, selain tim ICRG bersama Pokmaswas, penurunan struktur terumbu karang ini melibatkan nelayan setempat. Tahapan penurunan struktur terumbu karang ini dilakukan dengan kerja keras, karena cuaca buruk melanda perairan Bali Utara beberapa hari terakhir ini.
Struktur terumbu karang pertama dinaikkan ke atas rakit bambu yang sudah disiapkan. Setelah semuanya naik ke atas rakit, kemudian ditarik ke tengah laut menggunakan perahu. Pada spot yang sudah ditetapkan, tim yang sudah ditugaskan menurunkan struktur terumbu karang tersebut.
Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari Gede Wiadnyana mengatakan, penurunan struktur terumbu karang ini setelah tahapan pencetakan beberapa waktu yang lalu. Tahap pertama, pihkanya bersama tim menurunkan struktur terumbu karang dengan jenis 40 buah Besi Hexagonal. Sebanyak 20 buah Fish Dome dan sebanyak 60 buah jenis Roti Buaya. “Kami turunkan struktur terumbu karang pada kedalaman bervariasi antara 7 sampai 8 meter. Lokasinya sudah kita tetapkan dari spot 1 sampai 5,” katanya.
Di sisi lain Wiadnyana menyebut, jadwal penurunan ini memang sudah disepakati sebelumnya. Namun saat bersamaan cuaca perairan Buleleng yang tidak bersahabat. Bahkan, sejak seminggu terakhir gelombang tiba-tiba naik dari 1 hingga 2 meter. Menyusul situasi itu, pihkanya terpaksa mempertimbangkan keselamatan tim yang bekerja. Karena ketinggian gelombang mulai berkurang, sehingga kemarin pihkanya menurunkan ratusan struktur terumbu karang itu.
“Kami juga dikejar dedline dalam program ICRG, sehingga jadwal penurunan sedikit tertunda karena cuaca tidak menentu, dan tahap awal baru kita turunkan dan ini berlanjut untuk tahap penurunan selanjutnya,” jelas Wiadnyana. (Mudiarta/Balipost)