DENPASAR, BALIPOST.com – Sejak dibukanya Bali untuk wisatawan domestik per 31 Juli, pariwisata mulai bangkit. Sebelumnya pada April hingga Juli, jumlah hotel di Bali yang tutup berdasarkan data Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, mencapai 96 persen.
Namun, menurut Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya dikonfirmasi, Senin (14/12), jumlah hotel di Bali yang tutup akibat terdampak pandemi COVID-19 kini mulai berkurang. “Ketika pemerintah mengumumkan wisatawan domestik itu dibuka mulai tanggal 31 Juli, anggota kita 60 persen yang buka dengan tingkat hunian rata-rata 9,7 persen,” ujarnya.
Menurut Rai Suryawijaya, di Bali tercatat ada 3.500-an hotel (non bintang dan bintang) dengan jumlah kamar sebanyak 146.000. Mayoritas atau 102.000 kamar (71 persen) ada di Kabupaten Badung.
Ia menyebutkan pada Oktober, rata-rata tingkat hunian hotel sedikit meningkat dengan adanya libur Maulid Nabi Muhammad SAW. Peningkatan rata-rata tingkat hunian hotel diprediksi akan kembali terjadi saat momen libur akhir tahun yang akan datang.
“Mulai tanggal 20 Desember, walaupun tidak semua hotel juga akan buka, prediksi saya 15.000 per harinya akan kedatangan wisatawan domestik,” jelas Ketua PHRI Badung ini.
Perkiraan ini, lanjut Rai Suryawijaya, melihat tren booking yang sudah masuk di hotel ditambah dengan extra flight dari Jakarta yang sudah mulai ramai. Kalau ada 15.000 wisatawan domestik per hari dengan length of stay 5 hari 4 malam, rata-rata tingkat hunian hotel diperkirakan antara 25-30 persen.
Kendati, lanjutnya, ada beberapa tanggal dimana tingkat hunian pada 1-2 hotel bisa mencapai 50-60 persen.
“Hotel memang tidak pernah istilahnya tutup total begitu, maintenance kan dia lakukan terus. Kamar, pool, garden harus dibersihkan, terus di samping itu ada security yang 24 jam menunggu hotel itu. Tapi bergilir, tidak mungkin semua staf bisa masuk kalau tingkat hunian hanya 1 digit,” paparnya. (Rindra Devita/balipost)