DENPASAR, BALIPOST.com – KONI Bali mengucurkan dana pembinaan kepada atlet berikut pelatih PON Bali selama tiga bulan sejak Oktober – Desember. Pasalnya, KONI bertekad menggulirkan peogram pelatda secara mandiri, mulai Januari 2021. Apalagi, pelaksanaan PON di Papua, Oktober 2021, dan menuntut kontingen Bali menyiapkan atletnya.
Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, di Denpasar, Rabu (16/12), menjelaskan, pihaknya berharap Januari 2021 situasi pandemi covid-19 segera berakhir, mengingat pelaksanaan PON di Bumi Cendrawasih sudah di depan mata. “Saya beranggapan mulai Januari 2021 situasi sudah normal kembali, sehingga program latihan atlet Pelatda bisa dilaksanakan,” ujar Suwandi.
Suwandi mengemukakan, selama 2020 pihaknya telah melakukan tes fisik kepada atlet PON selama dua kali, dilanjutkan tes psikologi. “Kami perlu memantau perkembangan fisik dan mental atlet, selama wabah virus corona ini,” ucap dia. Yang membanggakan, selama tes fisik dua kali, hasil tes fisik kedua justru atlet menunjukkan peningkatan saat pandemi covid-19.
Diakuinya, tes fisik dan tes psikologi perlu dilakukan, tujuannya untuk mengetahui kebugaran atlet serta mental ketika pandemi covid-19. Rencananya, program tes fisik kembali digulirkan pada 2021, mulai tahap pertama Maret serta tes fisik tahap kedua Agustus. “Bahkan, jika perlu tes fisik dilakukan sekali lagi pada Agustus, supaya atlet dalam kondisi siap tempur dan kebugarannya mencapai 100 persen. Alasannya, kami berharap puncak penampilan atlet pada September dan berlaga di November,” paparnya.
Suwandi menerangkan, situasi pandemi covid-19 ini membuat perekonomian Bali terpuruk, karena mengandalkan sektor pariwisata utamanya hotel dan restoran. Sementara, dampak dari wabah virus corona ini di tiap provinsi berbeda-beda. “Kami tidak tahu dampak dari covid-19 ini pada tiap daerah, namun kami merasakan wabah virus corona ini menyebabkan Bali makin parah, dibandingkan daerah lain,” tuturnya.
Oleh sebab itu, PON yang mempertandingkan cabor prestasi ini perlu mengasah atletnya, dengan mengasah para atlet pada arena turnamen atau kejuaraan. “Saya kira atlet perlu memprogramkan try out, guna mengetahui peta kekuatan atlet provinsi lain,” sebut Suwandi. Ia mengatakan, selama pandemi covid-19 ini, program Pelatda hanya sebatas atlet berlatih dan belum menguji prestasinya pada ajang pertandingan. (Daniel Fajry/Balipost)