Seorang tenaga medis sedang mengambil sampel swab dari warga dalam uji massal yang digelar di Melbourne, Australia pada 23 Juni 2020. (BP/AFP)

SYDNEY, BALIPOST.com – Pembatasan perbatasan kembali diberlakukan di negara bagian dan wilayah Australia pada Jumat (18/12). Hal ini menyusul terdapatnya puluhan kasus dari klaster di pantai utara Sydney.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, terdapat 28 kasus COVID-19 terdeteksi dari sebuah klaster di pantai utara Sydney. Dikhawatirkan jumlah infeksi akan meningkat. “Setiap orang di Sydney dan sekitarnya harus waspada,” kata Kepala Pemerintahan negara bagian New South Wales (NSW) Gladys Berejiklian pada konferensi pers pada Jumat saat mengumumkan 10 kasus baru.

Baca juga:  Jerman akan Longgarkan Aturan Pelaku Perjalanan

Otoritas kesehatan khawatir klaster itu mungkin menyebar ke daerah lain di Sydney karena mereka belum menentukan sumber infeksi. NSW telah mendesak sekitar seperempat juta penduduk di pinggiran kota yang terkena dampak di Sydney untuk tinggal di rumah selama tiga hari.

“Kekhawatiran saya adalah kami belum menemukan jalur transmisi langsung dan kami tidak bisa memastikan kami telah memblokir jalur transmisi,” kata Kepala Kesehatan NSW, Kerry Chant.

Rencana perjalanan Natal untuk ribuan orang dilanda kekacauan karena pembatasan perbatasan, dengan banyak orang berbondong-bondong ke bandara Sydney untuk mencoba terbang keluar negara bagian. Negara bagian pulau Tasmania menutup perbatasannya bagi siapa saja yang telah berada di pantai utara Sydney pada atau sejak 11 Desember.

Baca juga:  Dua Langkah Ini, Solusi Tekan Persentase Kematian Covid-19

Queensland, Victoria, dan Northern Territory menuntut orang-orang yang telah berada di pantai utara untuk dikarantina selama 14 hari. Sedangkan negara bagian Australia Barat memberlakukan ini pada siapa pun dari NSW.

“Pesan saya yang sangat jelas adalah jika orang-orang berasal dari pantai utara NSW, mereka akan sangat disarankan untuk tinggal di pantai utara dan tidak melakukan perjalanan ke Queensland,” kata Kepala Pemerintahan negara bagian Queensland Annastacia Palaszczuk.

Baca juga:  Umanis Galungan Pengunjung Padati Penelokan, Tak Taati Prokes Kena Denda

Pembatasan itu merupakan pukulan bagi Australia yang berharap pemulihan ekonomi. Negara ini pada Kamis memproyeksikan ekonominya akan pulih dari resesi pertamanya dalam tiga dekade lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya setelah menahan penyebaran COVID-19.

Australia melaporkan lebih dari 28.000 kasus virus corona dan 908 kematian sejak pandemi dimulai. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *