Pekerja menyelesaikan pembangunan ruang isolasi bertekanan negatif di RSUD Buleleng. (BP/dokumen)

SINGARAJA, BALIPOST.com – RSUD Buleleng dilengkapi ruang isolasi udara bertekanan negatif. Ruang ini dibangun menghabiskan anggaran dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD 2020 sekitar Rp 1,6 miliar.

Ruang isolasi itu sudah selesai dibangun dan dilengkapi dengan peralatan medis. Jadwal beroperasinya awal Januari 2021.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha dihubungi Jumat (18/12) mengatakan, ruang isolasi bertekanan negatif ini dibuat dengan menyulap ruang Lely di lantai 1. Ruang ini “dipermak” menjadi 4 ruangan.

Setiap ruang ini berisi 1 tempat tidur, satu mesin tekanan negatif, alat kesehatan (alkes), pendingin ruangan, dan kamar mandi. Ruang isolasi bertekanan negatif ini telah memenuhi standar dari World Health Organization (WHO). “Sudah selesai kita bangun dan dipasang mesin, alkes untuk penyakit khusus dan ini sudah standar tertinggi yang diwajibkan oleh WHO, sehingga fasilitas ini sama dengan yang ada di RSUP Sangglah Denpasar,” katanya.

Baca juga:  Di Denpasar, Kasus DBD Belum Tertuntaskan

Menurut dr. Arya, sebelum mulai beroperasi dalam waktu dekat ini akan dibahas standar operasional prosedur (SOP). Selain itu, masih menunggu penambahan Aparatur Sipil Negara (ASN) tenaga kesehatan hasil rekrutmen CPNS 2019. Rencananya, RSUD akan mendapat tambahan ASN tenaga medis sebanyak 43 orang.

Dari perencanaan awal, pasien yang menderita penyakit dengan tingkat infeksius (penularan) yang tinggi akan dirawat di ruang isolasi ini. Dia mencontohkan, penyakit yang ditularkan melalui droplets dan airbone.

Baca juga:  4 Orang PDP Dipindahkan ke RSP Giri Emas

Penyakit ini seperti TBC kategori MDR, dimana pasien ini kebal dengan tehnik perawatan standar, sehingga berpotensi besar akan menular. Selain itu, pasien yang terpapar Virus Corona (COVID-19) diproyeksikan akan dirawat di ruang ioslasi bertekanan negatif ini.

Khusus untuk pasien COVID-19 dengan nilai tingkat penularannya tinggi dipastikan akan dirawat di ruang isolasi bertekanan negatif ini. “Seperti dalam penanganan pasien COVID-19 petugas kita selalu pindah-pindah ruangan, namun sekarang sudah kita buat ioslasi bertekanan negatif ini. Pasien dengan penyakit yang penularan tinggi termasuk COVID-19 dan TBC akan dirawat di ruang bertekanan negatif itu,” tegasnya.

Baca juga:  Biaya Perawatan Pengungsi Rp 130 Juta, Baru Dilunasi Rp 4 Juta

RSUD ke depannya akan kembali membuat fasilitas yang sama. Ruang isolasi bertekanan negatif yang memiliki kapasitas yang lebih besar dengan skema ruang modal sal. Satu ruangan disediakan 8 tempat tidur. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *