Ida Bagus Tugur. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ida Bagus Tugur berpulang pada Senin (21/12) di usianya yang ke-94 tahun. Almarhum telah disemayamkan di Griya Cucukan Klungkung.

Rencananya, upacara pengabenan akan digelar awal Januari 2021. Alm. meninggal 13 orang cucu dari 5 orang anak. “Beliau meninggal karena sampun lingsir. Upacara pengabenan akan kami gelar awal januari, tanggal pastinya belum ditentukan,”ujar Ida Ayu Widi Astiti, anak keempat Alm. saat dikonfirmasi, Selasa (22/12).

Berdasarkan data dari beberapa sumber, nama IB. Tugur menjadi terkenal setelah mendesain Taman Budaya di Denpasar, yang lebih terkenal dengan nama Art Center. Masyarakat Bali mengagumi arsitektur tradisional bangunan Art Center yang dirancangnya.

Baca juga:  Pejabatnya Belum Pensiun, Kenapa Posisi Dua Kadis Ini Dilelang?

(Alm.) IB. Tugur, putra Ida Bagus Tuger lahir di Geria Cucukan Klungkung tahun 1926. Tahun 1944-1964, ia bekerja di Dinas PU Provinsi Bali sebagai juru gambar bangunan. Sebelumnya sempat bekerja di Dinas PU Gianyar. Setahun kemudian, ia mengajar di Fakultas Teknik Universitas Udayana Bali Jurusan Arsitektur dan Seni Rupa sebagai dosen luar biasa. Sepuluh tahun kemudian, ia mendirikan Biro Perencanaan UP Astha di Denpasar.

Baca juga:  Arsitek "Art Center" IB Tugur Berpulang 

Tugur dikenal sebagai arsitek sejak kecil, karena senang melukis wayang, pemandangan dan bunga. Tempat tinggalnya di Cucukan memang hanya berjarak 9 Km dari Desa Kamasan yang terkenal seni lukisnya di Bali, pusat pertumbuhan dan pengembangan seni lukis wayang tradisional.

Sebelum dikenal sebagai perancang berbagai bangunan seperti sekarang, semasa bekerja di PU ia justru lebih senang melukis. Aliran realis dan impresionis adalah pilihannya. Baru setelah mendirikan UP Astha ia mengurangi kegiatan melukisnya.

Sejak ia berhasil mengangkat derajat aristektur Bali lewat Bangunan Panggung terbuka Arda Candra di Taman Budaya, ia kemudian diminta merancang bangunan-bangunan berarsitektur Bali di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Ia juga merancang museum Taman Mini dan Pavilium Bali.

Baca juga:  Olah Sampah di TPA Suwung, "Beauty Contest" Digelar

Tidak hanya itu, ia juga merancang bangunan di tempat-tempat suci. Bahkan, beberapa bagian Pura Besakih, seperti Pura Gelap hasil rancangannya. Selain itu, ia juga membangun monumen-monumen bernuansa Bali semisal Bajra Sandi Renon Denpasar. Tugur yang merupakan lulusan Sekolah Teknik di jaman Jepang (setara SMP) ini dikenal dengan empu arsitektur tradisional Bali. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *